Alasan Klub Liga Primer Menolak Rencana Venue Netral

"Aston Villa dan Brighton menolak tempat netral."

Berita | 07 May 2020, 14:27
Alasan Klub Liga Primer Menolak Rencana Venue Netral

Libero.id - Kepala eksekutif Aston Villa, Christian Purslow mengaku dirinya tidak mau memainkan sisa pertandingan Liga Primer dengan memainkannya di tempat netral.

Sebelumnya, klub-klub yang ada Liga Primer sudah di beritahu bahwa akan ada 10 stadion yang akan digunakan oleh semua tim sebagai bentuk gagasan venue Netral dan juga dalam rangka mengurangi penyebaran covid-19.

"Kami adalah klub yang membanggakan diri dengan bermain di kandang sendiri," ujar Purslow.

Aston Villa sendiri musim ini berada di urutan 19 dengan menyimpan satu pertandingan lebih banyak dari seluruh klub yang ada di EPL. Sejauh ini, anak-anak asuh dari Dean Smith berhasil mengumpulkan 7 kali kemenangan, dan 5 diantaranya ketika bermain di Villa Park.

"Kami memiliki enam pertandingan kandang yang tersisa untuk dimainkan dan saya pikir setiap penggemar Villa akan setuju bahwa melepaskan keunggulan itu adalah keputusan besar. Sebagai orang yang menjalankan Aston Villa, saya tentu tidak akan menyetujui itu (Venue Netral) kecuali keadaan itu benar-benar memaksa," tambah Purslow dalam wawancaranya bersama Talksport.

Dalam opini yang lain, kepala eksekutif dari Asosiasi Manajer Liga, Richard Bevan menjelaskan bahwa musim 2019/20 bisa dibatalkan jika klub tidak setuju untuk bermain di tempat netral. Dalam keterangan lebih lanjut, Brighton dan West Ham juga tidak mendukung gagasan bermain di tempat netral jika memang harus terpaksa melanjutkan kompetisi.

Adapun jika pertandingan dilanjutkan dalam tempat yang netral, para petinggi klub,terutama yang berada dipapan bawah Liga Primier menginginkan format degradasi dihapus. Hal itu cukup beralasan dengan pemasukan untuk tim-tim papan bawah yang secara finansial tidak terlalu bagus dengan tim yang ada di papan atas,

"Di bagian bawah tabel ada basis pendapatan yang jauh lebih kecil, tetapi risiko degradasi mungkin akan menyentuh 200 juta Euro dan itu bencana bagi klub mana pun yang secara matematis turun dari liga" kata Purslow.

"Ketika anda mengatakan kepada klub mana pun, 'kami ingin anda menyetujui perubahan aturan yang mungkin membuat anda terdegradasi', dan hal pertama yang terlintas dari mereka (pemilik klub) bukan soal uang TV, tetapi mereka akan berpikir, 'Ya ampun, apakah saya akan menyetujui sesuatu yang menyebabkan saya terdegradasi dan kehilangan  200 juta Euro? " pungkas pria 56 tahun tersebut.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network