Cerita Kehebatan Barcelona Femeni yang Menginspirasi Xavi Hernandez

"Bayangkan, tim wanita Barcelona punya selisih gol 130 di pekan 24!"

Biografi | 24 March 2022, 03:55
Cerita Kehebatan Barcelona Femeni yang Menginspirasi Xavi Hernandez

Libero.id - Pekan lalu, Barcelona Femeni memenangkan La Liga Femina untuk musim ketiga secara beruntun dengan enam pertandingan tersisa. Mereka telah berada di puncak klasemen sejak minggu kedua. Mereka memasukkan 136 gol serta kemasukan enam gol. Dan, itulah yang tampaknya menginspirasi Xavi Hernandez.

Jika anda bertanya siapa tim sepakbola wanita terbaik di Eropa saat ini, maka memberi jawaban Barcelona Femeni tidak akan salah.

Mengapa mereka hebat? Bayangkan , skuad asuhan Jonatan Giraldez itu memenangkan 24 dari 24 pertandingan La Liga sejauh ini. Mereka juga dengan mudah memuncaki fase grup Liga Champions dengan rekor 100 persen setelah menyingkirkan Arsenal dan Hoffenheim untuk melaju ke perempat final. 

Di babak delapan besar, Barcelona menghadapi Real Madrid. Hasilnya, kemenangan 3-1 didapatkan di kandang Los Blancos. Dengan leg kedua digelar di Camp Nou, pekan depan, langkah mereka ke semifinal, final, dan juara bukan isapan jempol semata.

Jika semua mulus, Barcelona akan menghasilkan quadruple. Setelah Supecopa de Espana Femina dan La Liga Femina, dua ajang lagi sedang dalam proses. Selain Liga Champions Wanita, Barcelona juga sedang menunggu lawan di semifinal Copa de la Reina de Futbol alias Copa del Rey versi wanita.

Ini akan menjadi pencapaian yang melebihi musim 2020/2021. Saat itu, Barcelona menghasilkan treble. Bahkan, di final Liga Champions, mereka menghentikan Chelsea yang ingin mengawinkannya dengan gelar di sektor pria.

Pencapaian Barcelona benar-benar luar biasa. Hanya beberapa tahun yang lalu, Olympique Lyon Femine dianggap sebagai tim sepakbola wanita terbaik di bumi. Sekarang, raksasa Katalunya tersebut telah melakukannya dengan mudah.

Tapi, apakah itu semudah membalikkan telapak tangan? Tentu saja tidak! Faktanya, tim sepakbola wanita profesional di Camp Nou termasuk baru. Usia mereka belum genap satu dekade. 

Departemen sepakbola wanita yang profesional dimulai pada 2015. Sementara idenya mulai bermunculan pada 2010. Tapi, benih-benih baru selalu memunculkan resistensi. "Hal pertama yang saya lakukan adalah pergi ke kamp (tim amatir wanita) saat pramusim. Saya pergi mengunjungi mereka," kata eks Wakil presiden Barcelona, Jodi Mestre, dilansir Planet Football.

"Ketika mereka melihat saya di sana, mereka melihat saya dengan wajah aneh. 'Apa yang dia lakukan di sini? Seorang anggota dewan, di sini, ditengah kehampaan?' Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang berbicara, tidak ada anggota, tidak ada dewan, tidak ada media. Ini tentang tim putri yang masih amatir," tambah Mestre.

Sikap itu perlahan mulai bergeser saat klub mulai memprioritaskan membangun tim wanita. Pada 2015, tim amatir  yang telah ada selama puluhan tahun berubah menjadi profesional. Itu dimulai dengan perekrutan Marta Torrejon, dua tahun sebelumnya. Hingga musim ini, Torrejon masih bermain. Bahkan, didaulat menjadi wakil kapten.

"Kami memulainya dari nol hingga bernilai 100. Benar-benar nol! Jadi, tidak ada yang menduga jika kami seperti saat ini," ucap Torrejon. 

Ketika Torrejon pertama kali menandatangani kontrak, beberapa pemain memiliki pekerjaan sampingan karena upah di Barcelona tidak cukup untuk menopang hidup. Pemain mereka adalah pekerja kantoran, atau masih bersekolah. Itu berarti mereka hanya melakukan sesi latihan terbatas hanya pada malam hari.

Pada 2015, Barcelona melakukan transformasi dengan mengubah tim wanita menjadi profesional sepenuhnya. Ini meliputi investasi dalam sponsorship, hak siar televisi, merchandise, kelompok pendukung, dan banyak lagi.

Lalu, para pemain diminta memilih untuk sepenuhnya bermain secara profesional atau memilih pekerjaan awal mereka. Tentu saja, bagi mereka yang memilih bermain profesional, kontrak telah disiapkan. Meski tidak sebesar tim pria, nominalnya lebih dari cukup.

Kebijakan itu membuat para pemain akhirnya dapat berlatih bersama di pagi dan siang hari dengan staf pelatih yang lengkap. Mereka juga memiliki akses tak terbatas ke layanan medis yang lengkap, dan diberi kebebasan untuk memanfaatkan semua fasilitas canggih yang disediakan di tempat latihan klub di Ciutat Esportiva Joan Gamper.

Pelan dan pasti, Barcelona Femini mulai menggeliat. Pembinaan dilakukan dan beberapa pemain luar Spanyol didatangkan. Manajemen juga membawa staf pelatih yang lebih berpengalaman yang dapat meningkatkan tim. Dan, itu berhasil!

Musim lalu, di bawah asuhan Lluis Cortes, Barcelona memulai kejayaanya dengan mengalahkan Chelsea di final Liga Champions. Itu adalah gelar Eropa pertama mereka dalam sejarah.

Anehnya, Cortes justru pergi setelah meraih treble untuk bekerja di Ukraina. Barcelona bergerak cepat dengan menunjuk Giraldez sebagai pengganti. "Untuk melatih di sini, mentalitasnya harus memenangkan setiap pertandingan. Saya telah mendapatkan banyak pengalaman dalam dua setengah tahun terakhir. Di klub elite, anda belajar dari yang terbaik. Saya telah mengembangkan dan menyempurnakan ide saya," kata Giraldez.

Direktur Barcelona Femeni, Markel Zubizarreta Barrutia, mengungkapkan, Giraldez dipilih karena kemampuannya untuk melanjutkan proyek Cortes. "Yang penting adalah melanjutkan proyek olahraga yang telah kami kerjakan sejak lama," ucap Zubizarreta.

"Jonatan adalah salah satu arsitek dari model permainan yang telah diterapkan tim dan idenya untuk memberikan kontinuitas. Dia masih muda. Dia siap. Dia memiliki banyak keinginan untuk melakukan banyak hal. Untuk tim dan klub. Saya yakin dia akan membuat tim terus berkembang," tambah Zubizarreta. 

Zubizarreta benar! Faktanya, Giraldez mampu melanjutkan kesuksesan pendahulunya. "Anda bisa menang 8-0 dan masih memiliki banyak hal untuk ditingkatkan. Tugas saya adalah mendeteksi apa yang telah kami lakukan dengan buruk dan memodifikasinya. Ini tentang meningkatkan setiap detail," kata Zubizarreta.

Pencapaian Barcelona Femeni benar-benar membuat Xavi kagum. Dia memastikan menjadikan tim wanita dengan inspirasi untuk mengembalikan tim pria ke rel yang sebenarnya.

"Selama beberapa tahun mereka telah menunjukkan kepada kami cara mereka bermain. Bagaimana mereka bersaing dan rasa lapar yang mereka miliki, meski memenangkan segalanya tahun lalu. Kami telah menonton mereka dan sungguh menakjubkan melihat mereka bermain," kata Xavi.

"Mereka memimpin dengan cara yang sama seperti yang dilakukan tim impian di zaman (Johan) Cruyff atau seperti yang dilakukan tim Pep Guardiola. Mereka adalah contoh baik bagi tim putra," pungkas Xavi.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network