Kisah Pelatih Atalanta Bayangkan Kematian Saat Terinfeksi Covid-19

"Tertular saat laga vs Valencia. Ceritanya bikin haru."

Feature | 01 June 2020, 00:51
Kisah Pelatih Atalanta Bayangkan Kematian Saat Terinfeksi Covid-19

Libero.id - Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini merasa sangat ketakutan kala dirinya terinfeksi virus Covid-19 pasca pertandingan anak asuhnynya kontra Valencia di Mestalla pada Maret silam.

Gasperini yang sedang sakit sebelum pertandingan yang bahkan setelah pertandingan sakitnya semakin parah.

Kala itu Gasperini merasa di dalam benaknya hanya ada kematian lantaran Covid-19 benar-benar telah menjadi pandemi yang telah menewaskan banyak orang.

"Saya benar-benar takut. Sehari sebelum pertandingan, saya sakit. Sore di [hari] pertandingan semakin buruk. Dua malam setelah saya kurang tidur," ujar Gasperini kepada Gazzetta dello Sport.

"Jika Anda melihat gambar, saya terlihat tidak dalam kondisi baik di bangku cadangan. Itu terjadi 10 Maret. Dua malam setelahnya, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya tidak terkena demam, tapi saya merasa seperti mengalaminya," cerita Gasperini.

"Setiap dua menit, ambulans akan melintas, sebab ada rumah sakit di dekat tempat latihan. Itu terdengar seperti zona perang. Di malam hari, saya akan berpikir: 'Apa yang terjadi pada saya jika saya pergi ke rumah sakit? Saya tidak mau pergi sekarang, masih banyak yang harus saya kerjakan'," katanya lagi.

"Itu merupakan lelucon bagi saya demi meringankan suasana, tapi di sisi lain, saya benar-benar tidak berpikir demikian. Lalu, Sabtu 14 Maret, saya menjalani sesi latihan terberat selama bertahun-tahun, satu jam di atas mesin yang berjalan, ditambah lari sejauh 10km. Saya merasa kuat, luar biasa," jelasnya.

Gasperini mengatakan, dia juga kehilangan indra perasanya, gejala umum dari virus corona.

"Sehari kemudian, tim menerima makanan dan 2008 Dom Perignon dari seorang bintang Koki Michelin, yang merupakan fan Atalanta. Saya mencicipinya dan mengatakan: 'Ini air...' Makanan terasa seperti roti. Saya benar-benar kehilangan indra perasa saya," bebernya.

Mantan bos Inter Milan itu menuturkan, tes virus corona yang dijalaninya belakangan ini menjukkan bahwa dia memiliki antibodi, memastikan bahwa dia menaklukkan penyakit ini sendiri.

"Sepuluh hari lalu tes serelogis mengonfirmasi bahwa saya terkena Covid-19," kata Gasperini.

"Saya punya antibodi. Itu tidak berarti bahwa mereka saat ini kebal," ulasnya.

Namun, Gasperini berharap, trauma yang menyelimuti Bergamo karena virus ini bisa memberikan energi positif bagi timnya.

"Butuh waktu sebelum kita bisa melihat lagi pemandangan yang menggembirakan di alun-alun atau bandara, namun orang-orang Bergamo adalah bara api yang terbakar di bawah abu. Mereka perlahan akan muncul lagi. Tim ini tetap terhubung dengan penderitaan yang terjadi di Bergamo, tak ada satu pun pemain meninggalkan kota ketika lockdown dan mereka akan mewakili Bergamo di lapangan," imbuh Gasperini.

"Ada kesedihan yang mendalam di kota ini. Anda bisa merasakannya di mana-mana, di jalan, di mata orang-orang, di bar dan restoran yang tutup, di keheningan anggota staf saya, yang kehilangan ayahnya," ujarnya lagi.

"Diperlukan bertahun-tahun untuk memahami apa yang terjadi, karena ini adalah pusat tragedi itu. Setiap saat saya memikirkannya, itu terasa begitu absurd: puncak kegembiraan olahraga bertepatan dengan keputus-asaan yang begitu mendalam bagi Bergamo," pungkas pelatih asal Italia tersebut.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network