Libero.id - Manchester United telah mencapai kesepakatan dengan Ajax untuk transfer pemain internasional Argentina, Lisandro Martinez dengan nilai transfer £48 juta atau sekitar Rp854 miliar yang bisa meningkat menjadi £56,5 juta atau Rp1 triliun.

Martinez, memenangkan dua gelar Eredivisie ketika ia bekerja di bawah pimpinan Old Trafford saat ini, Erik ten Hag di raksasa Belanda, setelah pindah ke Amsterdam pada 2019.

Setan Merah telah berjuang melawan Arsenal untuk mendapatkan bek berpostur 175 cm tersebut, dan kini berharap untuk secara resmi menjadikan pemain Amerika Selatan itu sebagai penandatanganan musim panas ketiga mereka.

Seperti diketahui, Man United sebelumnya menyusul kedatangan bek kiri Tyrell Malacia dari Feyenoord dan Christian Eriksen yang didapat dengan status bebas transfer.

Martinez merupakan pemain yang berposisi sebagai bek tengah, tetapi dia adalah pemain yang serba bisa, dimana ia mampu bermain di bek kiri dan di lini tengah. Itu menjadi alasan kenapa harganya begitu mahal.

United merilis pernyataan yang mengkonfirmasi tentang kesepakatan mereka dengan bek tengah, Lisandro Martinez pada Minggu, (17/7).

Bunyinya: "Manchester United dengan senang hati mengumumkan bahwa klub telah mencapai kesepakatan dengan Ajax untuk transfer bek internasional Argentina Lisandro Martinez, dengan syarat medis, persyaratan pemain sedang diselesaikan, dan persyaratan visa Inggris."

An agreement has been reached for the transfer of Lisandro Martinez ???#MUFC || @LisandrMartinez

— Manchester United (@ManUtd) July 17, 2022

Kini Man United memiliki lima pemain bek tengah musim depan, tentu itu akan menjadikan persaingan yang lebih kompetitif di tim utama.

Sekaligus menjadi alarm peringatan buat pemain-pemain lama seperti Victor Lindelof, Harry Maguire, Raphael Varane, dan Eric Baily agar tampil lebih baik ketimbang musim lalu.

Pasalnya jika salah satu dari bek tersebut bermain buruk seperti yang terjadi musim lalu, sangat mungkin bagi Erik ten Hag untuk menggeser mereka.

Inilah yang diinginkan Ten Hag, agar para pemainnya tidak ada yang merasa bahwa mereka sudah mendapatkan tempat utama di starting XI nya.

Dimana, saat United masih dinahkodai Ole Gunnar Solksjaer maupun Ralf Rangnick yang ditunjuk sebagai manajer interim, masih banyak yang terus menerus diturunkan meski mereka tampil buruk. Contoh paling bagus adalah Harry Maguire.

(moch imam sholikhin/nz)