Kisah Derby Maradona di Laga Bersejarah Barcelona vs Napoli

"Pada suatu masa, Maradona adalah orang yang tidak diinginkan hadir di Spanyol."

Feature | 05 August 2020, 10:23
Kisah Derby Maradona di Laga Bersejarah Barcelona vs Napoli

Libero.id - Pertemuan Barcelona dengan Napoli ibarat "Derby Maradona". Diego Maradona pernah bermain di dua klub beda negara tersebut, tapi mendapatkan perlakuan berbeda. Di Camp Nou, dia dianggap biang kerusuhan. Sementara di San Paolo dipuja layaknya dewa.

Dikisahkan dalam film dokumenter bertajuk Diego Maradona karya Asif Kapadia, yang rilis pada 11 Juli 2019, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan Maradona selain sepakbola. Dia merasa kurang dihargai di Barcelona. Sejak tiba dari Boca Juniors pada 1982, Maradona telah menjadi sasaran kekerasan oleh para pesepakbola Spanyol.

Libero.id

Diego Maradona. Kredit: fcbarcelona.com

Tentu saja, ada saat-saat Maradona tampil cemerlang, seperti pada El Clasico. Namun, pelanggaran brutal berulang-ulang telah membuat dirinya kehilangan sentuhan magis. Maradona mengalami patah pergelangan kaki akibat tekel brutal Andoni Goikoetxea ketika Barcelona melawan Athletic Bilbao pada 1983. Akibatnya, dia menghabiskan tiga bulan di ruang perawatan.

Setelah sembuh, Maradona kembali ke rutinitas sebagai pemain Barcelona. Meski terhalang cedera parah, dia tetap bisa menunjukkan performa yang cukup konsisten. Legenda Argentina tersebut mampu mencatatkan 58 penampilan dan mencetak 38 gol.

Namun, semua berubah pada final Copa del Rey 1983/1984 melawan Bilbao. Maradona menjadi penyebab terjadinya perkelahian massal di lapangan. Saat itu, dia kembali menjadi sasaran tekal Goikoetxea. Bedanya, kesabaran Maradona habis dan berubah menjadi kemarahan.

Ketika stadion diselimuti flare dari suporter, Maradona menabrak pemain Bilbao yang jadi musuhnya. Dia menyikut dan menanduk pemain lainnya. Di depan 100.000 pasang mata, termasuk Raja Juan Carlos, status Maradona resmi meningkat menjadi "persona non grata" alias orang yang tidak diinginkan hadir di Spanyol.

Dua bulan setelah insiden memalukan itu, Maradona dijual. Dia hanya bertahan dua tahun di Camp Nou sebelum datang tawaran dari Napoli. Dia diresmikan sebagai pemain baru Napoli di depan 75.000 suporter yang memadati San Paolo. Puluhan ribu lainnya berjejer di sepanjang jalan untuk menyambut kedatangan dirinya dari bandara menuju stadion.

Pemandangan itu membuktikan Maradona tidak dicintai di Barcelona. Namun, dia adalah dewa bagi rakyat Napoli. "Tidak masalah jika Napoli tidak memiliki walikota, rumah, sekolah, bus, pekerjaan, dan sanitasi. Sebab, tidak ada yang lebih penting dari memiliki Maradona," tulis salah satu harian lokal di Napoli ketika itu, dilansir BT Sport.

Dalam waktu singkat, Maradona menjadi seperti Che Guevara versi sepakbola, khususnya suporter Napoli. Dia dianggap pahlawan dan pejuang pembebasan bagi pendukung di kota yang memiliki kemiskinan serta tingkat kriminalitas tinggi.

Maradona membuktikan pemujaan itu dengan hasil bagus. Hingga hari ini, Napoli hanya memiliki dua gelar Serie A , yaitu 1986/1987 dan 1989/1990. Keduanya diklaim ketika Maradona berada di San Paolo. Dia juga membawa Napoli menjuarai Coppa Italia 1986/1987 dan Piala UEFA 1988/1989.

Libero.id

Diego Maradona

Bertahun-tahun setelah Maradona pensiun, Barcelona dan Napoli akhirnya bertemu untuk pertama kalinya di kompetisi Eropa. Tidak tangung-tanggung, ini adalah pertandingan besar sekelas Liga Champions. 

Barcelona datang dengan sosok yang dianggap titisan Maradona, yaitu Lionel Messi. Sementara Napoli memiliki pemain-pemain depan dengan postur dan temperamental seperti Maradona. Sebut saja Dries Mertens yang berpostur 169 cm dan Lorenzo Insigne dengan 163 cm.

Pada leg I di San Paolo, 25 Februari 2020, Napoli mampu mengimbangi Barcelona. Skor akhir 1-1 dengan gol I Partenopei dilesakkan Mertens pada menit 30. Sementara gol El Barca tidak diproduksi Messi, melainkan Antoine Griezmann pada menit 57. 

Dengan kondisi seperti itu, pertemuan kedua di Camp Nou, Minggu (9/8/2020) dini hari WIB, tetap seimbang. Pasalnya, sejumlah pemain penting Barcelona absen. Sebut saja Arturo Vidal dan Sergio Busquets. Keduanya harus menjalani hukuman akumulasi kartu kuning. "Mereka adalah dua pemain penting kami. Tapi, di tim kami, semua pemain berkualitas," ucap Frenkie de Jong kepada Barca TV.

Selain keberadaan Messi, hal lain yang membuat Barcelona percaya diri adalah rekor kandang impresif di Liga Champions. Sejak kalah 0-3 dari Bayern Muenchen pada 2013, mereka tidak pernah menangis di Camp Nou. Dari 35 pertarungan, El Barca menang 31 kali dan imbang 4 kali. 

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network