Mohamed Ali Amar, Pemain Paling Dibenci Fans Arsenal pada 1990-an

"Meski warga negara Spanyol, Nayim berdarah Arab dan beragama Islam. Golnya nyaris dari tengah lapangan."

Feature | 06 August 2020, 04:03
Mohamed Ali Amar, Pemain Paling Dibenci Fans Arsenal pada 1990-an

Libero.id - Mohamed Ali Amar alias Nayim pernah menjadi musuh nomor wahid fans Arsenal. Pertama, dia mantan pemain Tottenham Hotspur. Kedua, eks gelandang tim nasional Spanyol U-21 itu menggagalkan misi The Gunners menjuarai Piala Winners 1994/1995.

Meski bersatus warga negara Spanyol, Nayim memiliki darah Arab dan beragama Islam. Dia lahir dan besar di Ceuta. Itu adalah kota dengan status khusus yang terletak di Afrika Utara, di ujung Maroko.   

Libero.id

Nayim

Saat berusia 12 tahun, Nayim meninggalkan Ceuta untuk menyeberang ke Spanyol daratan. Dia terdapar di Katalunya dan bergabung dengan La Masia ketika tim utama Barcelona dilatih Terry Venables. Berkat Venables pulalah Nayim mendapatkan kesempatan bermain di Inggris membela Tottenham pada 1988-1993.

Setelah bermain 112 kali di kompetisi tertinggi Inggris, Nayim ditransfer ke Real Zaragoza dengan fee 500.000 pounds. Bersama klub yang bermarkas di Estadio La Romareda itu, karier Nayim semakin meningkat. Salah satu yang paling dikenang orang hingga detik ini adalah keberhasilan membawa Zaragoza menjuarai Piala Winners 1994/1995.

Kala itu, Arsenal menjadi lawan Zaragoza. Duel berlangsung di kandang Paris Saint-Germain, Parc des Princes, 10 Mei 1995. The Gunners datang dengan status juara bertahan setelah pada musim sebelumnya menaklukkan Parma 1-0. Mereka berambisi untuk menjadi tim pertama yang sukses mempertahankan gelar juara kompetisi yang kini sudah dilebur menjadi Liga Europa.

Arsenal diunggulkan karena lawan yang dihadapi bukan tim setangguh Parma atau PSG. Meski datang dari La Liga, Zaragoza termasuk klub papan tengah. Mereka juga sedang berusaha mendapatkan gelar Benua Biru perdana dalam 31 tahun. Materi pemain klub putih-biru tersebut juga tidak sehebat The Gunners.  

Tapi, sepakbola memang bukan matematika. Yang terjadi di lapangan benar-benar diluar prediksi banyak orang, termasuk caretaker The Gunners pada masa itu, Steward Houston. Pertandingan berlangsung imbang. Arsenal justru kesulitan membongkar pertahanan Zaragoza.

Bermain tanpa beban, Zaragoza terlihat menguasai pertandingan. Lalu, pada menit 68, Juan Esnaider berhasil menjebol gawang David Seaman lewat sepakan voli menyambut tendangan bebas Fernando Caceres. Tapi, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Sembilan menit berselang, John Hartson berhasil membalas gol Esnaider. Duel harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu.

Extra time akhirnya kick-off. Ketika laga diprediksi akan diakhiri dengan adu penalti, dewi fortuna berkata lain. Pada menit 119, malapetaka menghampiri The Gunners. Diawali serangan yang gagal, bola liar berhasil dikontrol Nayim di sisi kanan lapangan. Melihat Seaman berada di posisi sedikit maju dari garis gawang, dia berspekulasi dengan melepaskan tendangan dari tengah lapangan.

Melihat hal tersebut, Seaman berlari kembali ke posisinya. Dia menjulurkan satu tangan untuk menghentikan bola. Sayang, hal itu terlambat karena bola menghujam deras ke jala. Golden goal tercipta sehingga Zaragoza unggul 2-1. Nayim diambut bak pahlawan, sementara Seaman dicaci.

Kegagalan tersebut membuat manajemen Arsenal berbenah dengan menunjuk Arsene Wenger sebagai pelatih, beberapa bulan berselang. Hasilnya, The Gunners sebetulnya punya kesempatan untuk sukses di Eropa lagi pada 1999/2000. Ketika itu, mereka mampu mencapai final Piala UEFA. Sayang, kejutan muncul dari tim elite Turki, Galatasaray. Mereka kalah adu penalti.

Enam tahun setelah kegagalan tersebut, rezim Wenger kembali berhasil mencapai pertandingan puncak kompetisi Benua Biru. Mereka hadir di final Liga Champions 2005/2006. Dimotori Thierry Henry dan Patrick Vieira, Arsenal bertemu Barcelona di Stade de France. El Barca unggul 2-1 lewat Samuel Eto'o dan Juliano Belletti yang hanya bisa diperkecil Sol Campbell.

Kesempatan teranyar yang gagal berbuah juara terjadi 2018/2019 saat menyerah dari Chelsea di final Liga Europa. The Blues menggulung The Gunners 4-1 pada pertandingan berat sebelah di Baku, Azerbaijan.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network