Kisah Lemparan Pizza ke Sir Alex Panaskan Rivalitas Arsenal dan Manchester United

"Ketika chaos terjadi, tiba-tiba sepotong pizza terbang menghantam Ferguson. Siapa pelakunya baru terungkap 13 tahun kemudian."

Feature | 21 August 2020, 05:47
Kisah Lemparan Pizza ke Sir Alex Panaskan Rivalitas Arsenal dan Manchester United

Libero.id - Pada masanya, pertandingan yang melibatkan Arsenal dengan Manchester United selalu dinantikan para penggemar sepakbola di seluruh dunia. Keberadaan para pemain kelas satu plus Arsene Wenger serta Sir Alex Ferguson sebagai nakhoda menjadi jaminan ketatnya pertempuran.

Ketika itu, The Gunners dan The Red Devils bersaing ketat untuk mendominasi Premier League, Piala FA, hingga Piala Liga Inggris. Ada kalanya Arsenal di depan. Tapi, lebih sering MU yang mampu mengakhiri kompetisi di tangga paling atas.

Salah satu momen yang dikenang hingga hari ini adalah Battle of the Buffet. Duel di Old Trafford, 24 Oktober 2004, tersebut  pernah menghiasi kemeriahan Premier League. Pertandingan yang juga dikenal sebagai "Pizzagate" itu harus melibatkan makanan sebagai pelengkap rivalitas.

Duel panas itu akan selalu dikenang karena sejumlah kejadian kurang profesional yang justru diabaikan sang pengadil lapangan, Mike Riley. Sebut saja insiden yang melibatkan Rio Ferdinand dan Freddie Ljungberg pada menit 19. Ada lagi perselisihan sengit Ruud van Nistelrooy dengan Ashley Cole.

Awalnya, Arsenal mendikte permainan dengan cantik dan mendominasi. Mereka menciptakan beberapa peluang mencetak gol. Sejumlah manuver berbahaya dilakukan, yang membuat barisan pertahanan MU kocar-kacir.

Dalam sebuah kesempatan, tim tuan rumah justru mendapatkan anugerah tendangan penalti. Kontroversi itu lahir pada menit 73 ketika Wayne Rooney berduel dengan Sol Campbell. Van Nistelrooy sukses mengkonversi tendangan 12 pas dengan sempurna. Untuk sementara MU unggul 1-0.

Saat itu, fans Arsenal tidak terima karena menganggap Rooney diving. Mereka menghujat wasit maupun para punggawa The Red Devils lewat lagu-lagu dan hinaan dari tribune. Lemparan benda-benda berbahaya juga sesekali muncul.  

Namun, kekecewaan pendukung The Gunners tidak bisa mengubah hasil akhir pertandingan. Terbukti, setelah melewati serangkaian drama dan pertandingan dengan tensi panas, The Red Devils akhirnya unggul 2-0. Rooney mencetak gol tambahan di injury time babak kedua. Kemenangan MU mengakhiri rekor 49 pertandingan tanpa kekalahan milik Arsenal

Dampak kekalahan itu benar-benar tidak bisa dimengerti para pemain Arsenal. The Gunners tidak terima. Campbell terlihat menolak untuk menjabat tangan Rooney di akhir laga. Para punggawa kedua tim juga tidak saling tukar jersey karena diduga pemain-pemain Arsenal memakai kaus dalam bertuliskan "50 atau tidak".

Kemarahan berlanjut ke lorong menuju ruang ganti pemain. Beberapa petugas polisi menahan pemain-pemain Arsenal agar tidak berjalan bersamaan para punggawa MU. Salah satunya Thiery Henry yang marah karena Ferdinand mengklaim penghargaan sebagai pemain terbaik.

Masalah semakin runcing ketika Wenger berhadapan dengan Van Nistelrooy dan melayangkan protes. Le Professeur tidak senang dengan tantangan sang striker terhadap Cole. Ferguson turun tangan dan menyuruh Wenger untuk meninggalkan pemainnya itu sendirian. Tapi, Wenger menolak. Justru, dia menghadapi Ferguson dengan nada tinggi.

"Apa yang ingin kamu lakukan!" bentak Wenger saat itu, dikutip The Guardian.

Ketika chaos terjadi, tiba-tiba sepotong pizza terbang menghantam Ferguson. Makanan asal Italia itu dilemparkan salah seorang pemain The Gunners yang tidak diketahui orangnya. Spekulasi kemudian menyebut Cesc Fabregas. Hal itu berdasarkan isyarat Cole kepada media, yang menyatakan pelakunya bukan orang Inggris atau Prancis.

"Mereka mengatakan pelakunya Fabregas. Tapi, sampai hari ini, saya tidak tahu siapa yang sebenarnya," tulis Ferguson di buku autobiografinya beberapa tahun kemudian.

Misteri pelempar pizza baru terungkap pada 2017. Dalam sebuah acara televisi bertajuk "A League of Their Own", Fabregas menyebut dirinya memang tersangka utama. James Corden, selaku pembawa acara membahas insiden tersebut. Saat ditanya soal kebenarannya, pemain yang kini membela AS Monaco itu tidak membantah.

"Saya mendengar keributan di lorong dan bertanya apa yang sedang terjadi? Lalu, saya keluar dengan sepotong pizza di tangan. Di sana saya melihat Campbell, Ferdinand, dan Martin Keown saling mendorong. Saya ingin melerai mereka, tapi saya tidak tahu caranya," ujar Fabregas.

"Kemudian, saya melemparkannya (pizza). Saya hanya melempar saja tanpa tujuan. Saat saya tahu siapa yang terkena, saya meminta maaf. Insiden itu di luar dugaan saya. Saya benar-benar tidak bermaksud buruk," pungkas gelandang yang sempat membela Barcelona dan Chelsea itu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network