Kisah Kyril Louis-Dreyfus, Remaja Tajir 22 Tahun Pemilik Sunderland

"Usia segitu muda sudah memiliki klub Liga Inggris. Kalau mimin usia segitu lagi ngadu PS di rental."

Biografi | 05 January 2021, 09:27
Kisah Kyril Louis-Dreyfus, Remaja Tajir 22 Tahun Pemilik Sunderland

Libero.id - Pemilik Sunderland, Stewart Donald, telah setuju menjual mayoritas sahamnya kepada sebuah konsorsium yang dipimpin pemuda berusia 22 tahun, Kyril Louis-Dreyfus. Pria asal Prancis keturunan Swiss dan Rusia itu akan bekerjasama dengan pengusaha sekaligus politisi ternama asal Uruguay, Juan Sartori.

Donald akan tetap mempertahankan 15% sahamnya. Dia secara aktif mencoba menjual Sunderland sejak awal tahun dan memasuki periode penting sepanjang Oktober-November-Desember 2020 ketika muncul berita gembira dari sejumlah orang yang tertarik mengembalikan The Black Cats dari League One ke Liga Premier.

Media Inggris, The Guardian, mengungkapkan bahwa Sartori adalah orang yang berjasa membawa Louis-Dreyfus ke Stadium of Light. Pemilik 20% saham Sunderland itu telah menghubungi sang investor baru sejak musim panas 2020 untuk membicarakan pengambilalihan saham mayoritas klub.

Dengan kesepakatan itu, era Donald sejak 2018 di Sunderland resmi berakhir. Sebelumnya, konsorsium yang dipimpin Donald mengambil alih klub dari pengusaha Amerika Serikat (AS), Ellis Short, pada April 2018. Saat itu, The Black Cats masih bermain di Championship Division.

Di bawah kendali Donald dkk, Sunderland justru terpuruk. Pada tahun pertama pemerintahan Donald, Sunderland terdegradasi ke League One. Usaha untuk kembali ke Championship yang dilakukan pada musim 2018/2019 dan 2019/2020 selalu gagal. Bahkan, musim lalu kompetisi harus terhenti karena pandemi Covid-19.

Dengan kesepakatan yang tercipta antara Donald dan Louis-Dreyfus, fans bisa berharap banyak. Target kembali ke Liga Premier dalam 2-3 tahun diyakini dapat direalisasikan.

"Pertama, saya ingin berterima kasih kepada Stewart Donald atas integritas dan kewajarannya selama tiga bulan terakhir, yang telah membuat saya memiliki kesempatan untuk mengambil alih saham pengendali Sunderland. Saya sepenuhnya menyadari upaya yang dilakukan adalah untuk melindungi kelangsungan klub," ujar Louis-Dreyfus pada malam Natal 2020, dilansir chroniclelive.co.uk.

"Kami dengan hormat menunggu persetujuan EFL untuk transaksi ini. Tapi, pada tahap ini saya ingin menekankan suatu kehormatan besar untuk terlibat dengan klub bersejarah ini. Ini kota yang terkenal dengan budaya sepakbola sejak 1879," tambah Louis-Dreyfus.

Putra mantan bos besar Olympique Marseille

Lalu, siapakah anak muda ini? Lahir pada 1997, Kyril adalah satu dari tiga bersaudara dari almarhum pengusaha kaya-raya asal Swiss-Prancis, Robert Louis-Dreyfus. Semasa hidup, Robert sempat dikenal sebagai CEO Adidas sekaligus pemegang saham mayoritas Olympique Marseille.

Di bawah Robert, Marseille kembali ke level atas sepakbola Eropa setelah sempat terkenal skandal pengaturan skor di era Bernard Tapie. Klub biru laut tersebut mencapai dua final Piala UEFA. Pertama pada 1998/1999 saat dikalahkan Parma. Kedua, pada 2003/2004 saat dipermalukan Valencia.

Sebagai putra Robert dari istri keduanya asal Rusia, Margarita Bogdanova, tentu saja Louis-Dreyfus junior bergelimang harta. Setelah Robert meninggal pada 2009 seusai menjalani perjuangan panjang melawan leukemia, Kyril mewarisi sepertiga harta ayahnya. Dia memiliki dana perwalian lebih dari 2 miliar euro.

Uang itu sempat dipegang ibu kandungnya hingga Kyril berusia 21 tahun. Sang ibu, Margarita, tercatat sebagai wanita terkaya di Rusia versi Forbes. Kekayaannya mencapai USD5,6 miliar. Margarita juga menguasai saham minoritas Marseille yang dulu diwariskan Robert.

"Ke depan, kami memiliki strategi jangka panjang yang mengintegrasikan tradisi kebanggaan Sunderland dengan struktur dengan pendekatan modern. Kami akan berusaha untuk berada di garis depan penelitian dan inovasi di semua bidang kinerja dan sangat menekankan pada pengembangan pemain serta gaya permainan tim," ungkap Louis-Dreyfus.

"Kami ingin membuat tim yang menghibur untuk ditonton dan yang mewujudkan semangat serta budaya orang-orang yang hadir. Itu akan menghubungkan kembali tim dengan basis penggemarnya, yang dukungannya akan sangat penting bagi kesuksesan kami," pungkas Louis-Dreyfus.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network