Kisah Tiga Radu Di Inter, Juventus, dan Lazio

"Tidak hanya Boateng dan Dembele, pemain dengan satu nama tapi banyak orang. Di Serie A ada banyak nama Radu."

Biografi | 24 February 2021, 00:47
Kisah Tiga Radu Di Inter, Juventus, dan Lazio

Libero.id - Nama pemain kerap kali menjadi sesuatu yang unik dan di Negeri Menara Pisa ada setidaknya 3 pemain yang bernama Radu, dimana kesemuanya bermain untuk tim papan atas Serie A, yakni Inter Milan, Juventus dan Lazio.

Mungkin diawali dari pemain yang paling senior bernama Stefan Radu. Bek kiri berusia 34 tahun tersebut merupakan pemain andalan dari Elang Ibukota Roma, Lazio.

Mengawali kariernya bersama Dinamo Bucuresti, Radu muda menunjukan performa yang menjanjikan selama tiga musim di Rumania yang kemudian membuat manajemen Lazio mendatangkannya ke Stadio Olimpico pada tahun 2008 dengan mahar 1 juta Euro.

Selama 13 tahun membela I Biancocelesti, Radu telah mengemas 325 penampilan di Serie A, mencetak  5 gol dan selama itu pula ia dijuluki sebagai penerus Christian Chivu. Untuk catatan timnas Rumania, pria bertinggi badan 1,83 meter tersebut telah mengemas 13 penampilan dan satu kali turun dalam turnamen bergengsi seperti Euro 2008.

Baru-baru ini, sang pemain telah mencetak rekor sebagai pemain Lazio dengan penampilan terbanyak di Serie A meski sang pemain sendiri tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.

“Sangat menyenangkan, sekarang di bulan Februari akan menjadi 13 tahun saya berada di sini di Lazio dan saya melakukan debut melawan Fiorentina dengan kemenangan 2-1. Hari ini kemenangan lainnya untuk merayakan 320 penampilan dengan seragam ini. Saya tidak mengincar rekor tetapi meninggalkan sesuatu di sini di Lazio,” ujarnya kepada thelaziali.com.

Dilanjutkan ke Dragusin Radu. Pemaim muda milik Juventus itu adalah bek yang sejauh ini dipercaya sebagai penerus Christian Chivu ke-2 oleh banyak penggermar, yang sebelumnya title itu dipegang oleh Stefan Radu.
 
Mengawali kariernya bersama Sportul Studentesc, Dragusin muda menimba ilmu disana selama 4 tahun sebelum bergabung dengan tim muda Bianconeri pada tahun 2018 dan kini ia telah dipromosikan ke tim utama serta telah mengemas  1 penampilan di Serie A saat CR 7 dan kawan-kawan mengalahkan Genoa pada 13 Desember 2020. Dengan tinggi badan 1,91 meter, ia sering dibanding-bandingkan dengan pemain belakang Liverpool, Virgil van Dijk.

Selain memiliki keunggulan dalam duel udara, ia memiliki insting yang cukup baik dalam membantu serangan seperti ikut maju ke gawang lawan saat sepakan pojok.  Dari UEFA sendiri, Dragusin masuk ke dalam 50 pemain muda yang harus diperhatikan pada tahun 2021. Badan pengatur sepak bola eropa itu bahkan memberikan narasi yang meninggikan bakat Dragusin,

"Di Juventus selama dua tahun, kapten tim muda Rumania yang mengesankan ini baru-baru ini melakukan debutnya di Serie A dan Liga Champions UEFA. Tinggi, kuat, dan terampil, awasi dia di turnamen final EURO U-21 2021," tulis uefa.com.

Masuk ke nama terakhir dari per 'Radu-an' di Seria A yakni Andrei Ionut Radu.

Kiper berusia 23 tahun tersebut mengawali karier sepak bolanya dengan bergabung bersama Viitorul Bucuresti yang kemudian membawa namanya sampai di Itali bersama Inter Milan pada tahun 2013. Andrei menembus tim senior La Beneamata pada tahun 2015 dan membuat debutnya pada 14 Mei 2016 saat Inter menghadapi Sassuolo.

Ada satu hal yang menarik dari kiper yang kini dipinjamkan ke Parma tersebut. Pada tahun 2019, tepatnya di ajang Euro U-21. Andrei yang selalu membawa kaos putih ketika timnas Rumania bermain menarik perhatian para penonton dan itu ia letakkan di jaring gawangnya. Usai pertandingan, ia menunjukan kaos putih tersebut dan dalam kaos tersebut ada gambar seorang perempuan yang ternyata adalah kakak perempuan Andrei bernama Ema yann meninggal dunia pada tahun 2006 ketika berumur 14 tahun karena gangguan imunitas.

Kepada digisport.ro, Andrei berujar bahwa kaos tersebut akan selalu dibawanya kemana pun ia pergi.

“Aku selalu bersama Ema sejak berada di Italia. Kaus ini kubuat sebagai dedikasi kepada dia. Aku selalu membwa kaus itu ke gawang. Saat kecicl, aku selalu berjanji membawa dia ke semua stadion besar di dunia,” ujar Andrei.

Kendati kini belum menjadi pilihan utama di San Siro, jika Andrei mampu menaikkan performanya bukan tidak mungkin ia bisa menjadi pilihan nomer satu Antonio Conte di bawah mistar, meski saat ini sangat sulit karena penampilan Samir Handanovic masih terbilang konsisten dan impresif, bahkan saat menumbangkan AC Milan 3 hari yang lalu (21/02/21), Handanovic sukses membuat penyelamatan beberapa kali dari sundulan dan tembakan Ibrahimovic.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network