Kisah Sedih Takumi Minamino, Jadi Korban Gempa Kobe di Usia 1 Hari

"Tempat tinggal keluarga Minamino rata dengan tanah."

Biografi | 28 February 2021, 04:07
Kisah Sedih Takumi Minamino, Jadi Korban Gempa Kobe di Usia 1 Hari

Libero.id - Layaknya Indonesia, Jepang juga masuk barisan negara rawan gempa bumi. Ada banyak musibah besar yang memakan ribuan korban. Sebut saja gempa Kobe, 17 Januari 1995. Salah satu korbannya kini menjadi pemain sepakbola di Liga Premier. Dia adalah pemain Liverpool yang dipinjamkan ke Southampton, Takumi Minamino.

Gempa Kobe juga dikenal sebagai Great Hanshin Earthquake. Tercatat pada pukul 05:46:53, episentrumnya tercipta di bagian selatan Prefektur Hyogo, termasuk wilayah yang dikenal sebagai Hanshin.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jepang mencatat gempa Kobe ada pada 6,9 hingga 7 skala richter. Getaran itu berlangsung sekitar 20 detik dan terletak 17 km di bawah episentrumnya, di ujung utara Pulau Awaji, skitar 20 km dari pusat kota Kobe.

Laporan dan bukti menunjukkan lebih dari 6.434 orang kehilangan nyawa dengan 4.600 di antaranya berasal dari Kobe. Kota yang ketika itu memiliki penduduk 1,5 juta jiwa tersebut memang yang paling dekat dengan episentrum.

Tapi, bukan hanya Kobe yang hancur. Kota-kota lain di wilayah itu, baik Hyogo Prefecture maupun Osaka Perfecture, juga menderita. Dengan korban luka mencapai 43.792 orang dan 310.000 orang kehilangan rumah, gempa Kobe merupakan yang terburuk di Jepang pada abad 20 setelah Great Kanto Earthquake pada 1923, yang merenggut lebih dari 105.000 nyawa.

Kehancuran yang diderita Kobe dan kota-kota di sekitarnya benar-benar tidak bisa dilupakan warga Jepang hingga hari ini. Setiap tahun, Kobe Luminarie digelar. Itu adalah acara yang diadakan selama kurang lebih 2 minggu setiap akhir Desember hingga awal Januari untuk mengenang korban gempa.

Setiap tahun, sebuah jalan yang mengarah dari Daimaru di Motomachi ke Taman Higashi Yuenchi (di sebelah balai kota Kobe) dihiasi dengan lengkungan lampu warna-warni yang disumbangkan oleh Pemerintah Italia. Diantara acara peringatan yang diadakan pada peringatan gempa bumi, angka "1,17" besar diterangi di Taman Higashi Yuenchi pada dini hari 17 Januari setiap tahunnya.


Berusia 1 hari, rumah keluarga Minamino hancur

Saat kejadian, Minamino baru berusia 1 hari. Dia lahir pada 16 Januari 1995 di Izumisano. Itu adalah kota di Osaka Prefecture tempat Kansai International Airport berada. Lokasi kota kelahiran Minamino tepat di Teluk Kobe dan langsung menghadap ke pusat kota Kobe.

Dengan posisi Izumisano yang dekat episentrum bisa dibayangkan kehancuran kota. Sama seperti Kobe, bangunan-bangunan di Izumisano rata dengan tanah. Termasuk tempat tinggal keluarga Minamino.

Saat kejadian, ayah dan ibu Minamino sudah bangun. Mereka masih berada di rumah sakit tempat persalinan. Ketika gempa terjadi, mereka segera menyelamatkan diri keluar ruangan dengan bantuan para perawat membawa serta sang putra yang baru berusia 1 hari.

Butuh waktu yang sangat panjang bagi warga Izumisano, termasuk orang tua Minamino, untuk pulih dari trauma gempa Kobe. Pasalnya, setelah bencana terjadi, Izumisano layaknya kota mati. Bangunan dan korban berserakan menanti pertolongan dari aparat pemerintah dan militer Jepang.

Beruntung, keluarga Minamino berhasil bangkit dan melewati cobaan berat tersebut. Dengan bantuan dari pemerintah dan sejumlah lembaga sosial, keluarga Minamino memulai hidup dari nol lagi.

Minamino juga berkembang sebagai bocah yang sehat. Seperti anak laki-laki Jepang pada umumnya, dia juga menyukai olahraga. Minamino memilih sepakbola sebagai aktivitas yang ditekuni saat bersekolah. Dia menjadikan lahan parkir mobil dekat rumahnya sebagai area berlatih dan bermain bersama saudaranya, Kenta.

Motivasi Minamino kecil tidak lepas dari figur berpengaruh di sepakbola. Dia sangat menyukai Ronaldo Luis Nazario de Lima. Dia terkesan dengan penampilan mantan striker tim nasional Brasil tersebut. Hingga hari ini mantan pemain Red Bull Salzburg tersebut masih menjadikan Ronaldo role model.

Kegigihan Minamino menjadi pemain sukses membuahkan hasil. Dia sempat bergabung bersama Akademi Sepakbola Cerezo Osaka. Akibat tampil bagus, dirinya dipromosikan ke skuad senior yang tampil di J1 League.

Bakat besar Minamoni kemudian tercium radar pemandu bakat Eropa setelah Red Bull Salzburg melakukan transfer pada 2015. Bersama klub asal Austria itu, performa Minamino semakin dikenal luas pencinta sepakbola dunia. Apalagi, Minamino tampil apik bersama Salzburg di Liga Champions 2019/2010.

Berkat penampilan di Austria, pemain yang dijuluki "Neymar dari Jepang" itu akhirnya dipinang Liverpool pada bursa transfer musim dingin 2020. Minamino lega setelah menjalani debut bersama The Reds. Dia tampil bagus saat timnya mengalahkan Everton 1-0 pada Putaran III Piala FA di Anfield, 5 Januari 2020.

Minamino semakin perlu merasa sebagai pemain paling beruntung di Liga Premier karena hanya butuh 9 pertandingan sudah bisa mengangkat trofi juara. Tentu saja itu prestasi yang jauh lebih bagus dari Steven Gerard. Membela Liverpool bertahun-tahun, dia belum pernah juara Liga Premier.

Sayang, setelah musim 2020/2021, Minamino gagal meyakinkan Juergen Klopp. Dia hanya bertahan setengah musim sebelum dipinjamkan ke Southampton hingga kompetisi 2020/2021 berakhir. Di St Mary's, dia mengikuti jejak rekan senegaranya, Maya Yoshida.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network