Libero.id - Hasil imbang 1-1 di kandang Real Madrid membuat leg kedua semifinal Liga Champions akan mudah dijalani Chelsea di Stamford Bridge. Gol tandang Christian Pulisic dan penampilan solid N'Golo Kante bisa menjadi penentu The Blues jika ingin ke final untuk pertama kalinya sejak 2011/2012.
Bagi Chelsea, langkah di kompetisi elite Eropa musim ini sama persis seperti 2011/2012. Saat itu pergantian pelatih juga terjadi di tengah jalan ketika Roberto di Matteo menggantikan Andre Villas-Boas. pergantian justru membuat The Blues menjuarai Liga Champions.
Situasi yang sama juga terjadi musim lalu ketika Bayern Muenchen melakukan suksesi pelatih dari Niko Kovac ke Hansi Flick. FC Hollywood justru juara Liga Champions dengan pelatih barunya.
Musim ini, Chelsea mengganti Frank Lampard dengan Thomas Tuchel di tengah jalan. Dengan pengalaman yang dimiliki, pelatih asal Jerman itu mambawa The Blues melaju sangat jauh di Liga Champions. Mereka berpotensi mencapai final setelah menahan imbang Madrid di leg pertama semifinal.
Dalam sejarah, situasi ketika Chelsea imbang 1-1 di leg pertama ajang Eropa sudah terjadi beberapa kali. Setidaknya ada 5 pertandingan dalam kondisi seperti itu. Bagaimana hasilnya? Berikut ini penjelasannya:
1. Semifinal Liga Eropa 2018/2019 (Eintracht Frankfurt)
Chelsea bertandang ke Jerman untuk pertandingan leg pertama semifinal Liga Eropa melawan Eintracht Frankfurt pada 2 Mei 2019. Mereka pulang ke London Barat dengan hasil imbang 1-1 setelah Pedro Rodriguez mencetak gol tandang yang sangat penting bagi masa depan mereka.
Selama leg kedua di Stamford Bridge, Ruben Loftus-Cheek memberi tuan rumah keunggulan sebelum Luka Jovic mencetak gol keduanya di semifinal untuk menjadikannya agregat 2-2. Pemain Frankfurt, Sebastian Haller, melakukan dua upaya untuk mencegah terjadi adu penalti. Tapi, tidak berhasil.
Dengan skor sama kuat, pertandingan berlanjut ke babak tos-tosan. Kepa Arrizabalaga menjadi pahlawan setelah menyelamatkan dua tendangan penalti Martin Hinteregger dan Goncalo Paciencia. Lalu, Eden Hazard mencetak gol penalti kemenangan untuk membawa Chelsea ke final melawan Arsenal.
2. Babak 16 Liga Champions 2017/2018 (Barcelona)
Takdir babak 16 besar Liga Champions 2017/2018 mempertemukan Chelsea dengan Barcelona. Berghubung mereka menjadi runner-up di fase grup, otomatis pertandingan pertama digelar di Stamford Bridge. Willian membuat Chelsea memimpin 1-0 di menit 62. Tapi, Lionel Messi menyamakan skor 1-1 pada menit 75.
Dengan hasil itu, suporter The Blues pesimistis dengan hasil di Camp Nou. Benar saja. Messi hanya membutuhkan 128 detik untuk mencetak gol di leg kedua. Dia memasukkan bola melalui kaki Thibaut Courtois dari sudut sempit.
Pemain nasional Argentina itu kemudian memberi umpan kepada Ousmane Dembele untuk mencetak gol kedua sebelum mengakhiri pertandingan dengan gol ke-100 miliknya di Liga Champions.
3. Babak 16 besar Liga Champions 2014/2015 (PSG)
Gol tandang Branislav Ivanovic membuat Chelsea mendapatkan hasil imbang yang layak di Prancis melawan Paris Saint-Germain pada babak 16 besar Liga Champions. Seharusnya, The Blues menang jika Edinson Cavani tidak membalas gol itu.
Dengan hasil imbang di Prancis, optimisme tinggi menyapa para punggawa dan suporter Chelsea selama leg kedua di Stamford Bridge. Apalagi, Zlatan Ibrahimovic langsung mendapat kartu merah di menit 31 karena melakukan pelanggaran keras terhadap Oscar.
Gol telat Gary Cahill tampaknya akan membuat Chelsea lolos ke perempat final. Tapi, tiba-tiba David Luiz kembali menghantui mereka lewat gol penyamak skor 1-1. Gol itu mengirim pertandingan ke perpanjangan waktu.
Eden Hazard kemudian mengembalikan keunggulan Chelsea dari titik penalti pada menit 96 setelah Thiago Silva handball. Tapi, kapten timnas Brasil itu menebus kesalahannya dengan sundulan brilian, 6 menit dari waktu tersisa, untuk mengirim PSG lolos ke perempat final dengan keunggulan gol tandang dalam agregat 3-3.
4. Babak 16 besar Liga Champions 2013/2014 (Galatasaray)
Menghadapi Chelsea, Galatasaray menampilkan Didier Drogba, yang berstatus Legenda di London Barat. Mereka sanggup menahan imbang Chelsea 1-1 di Istanbul pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2013/2014, 26 Februari 2014.
Di Stamford Bridge, Samuel Eto'o mencetak gol pada menit keempat dan Gary Cahill menggandakan keunggulan sebelum jeda babak pertama. Pasukan Jose Mourinho melaju ke perempat final dan Drogba diberi tepuk tangan meriah oleh fans tuan rumah. Poster, spanduk, dan lagu-lagu bertemu striker Pantai Gading tersebut mendominasi stadion.
5. Semifinal Liga Champions 2007/2008 (Liverpool)
Setelah tersingkir secara menyakitkan dari Liga Champions oleh Liverpool pada 2004/2005 dan 2006/2007, Chelsea sukses membalas dendam dengan sempurna saat semifinal 2007/2008.
The Blues tampaknya akan kehilangan leg pertama di Anfield sampai John Arne Riise Riise menyundul umpan silang Salomon Kalou ke gawang timnya sendiri, 5 menit memasuki injury time. Skor 1-1 terjadi setelah Dirk Kuyt mencetak gol untuk tuan rumah jelang jeda babak pertama.
Saat leg kedua digelar 30 April 2008, Didier Drogba mencetak gol pembuka dan langsung merayakannya di depan bangku cadangan Liverpool di depan Rafael Benitez, yang beberapa hari sebelumnya menuduh dirinya tukang diving. Tapi, Fernando Torres mengirim pertandingan ke perpanjangan lewat golnya.
Dengan skor 1-1, extra time berlangsung ketat. Tapi, Frank Lampard mengembalikan keunggulan Chelsea dari titik penalti pada menit 98. Selanjutnya, Drogba mendapatkan gol kedua beberapa saat kemudian. Liverpool membalas melalui Ryan Babel. Tapi, gol itu tidak membantu karena The Blues unggul 3-2 atau 4-3 secara agregat.
Pada akhirnya, Chelsea tampil di final untuk menghadapi Manchester United. Mereka kalah adu penalti setelah John Terry sebagai penendang kelima yang menentukan terpeleset.
Sheffield United 
Opini