Starting XI Tim Terbaik Euro 2020, Dominasi Sang Juara

"Siapa saja pemain-pemain ini? Yang jelas, tidak ada Cristiano Ronaldo atau Kylian Mbappe."

Feature | 13 July 2021, 00:38
Starting XI Tim Terbaik Euro 2020, Dominasi Sang Juara

Libero.id - Ini adalah libur kompetisi musim panas yang benar-benar sensasional, dengan puncaknya Italia yang secara dramatis berhasil mengalahkan Inggris di partai final Euro 2020. Tapi, siapa 11 pemain terbaik yang dipamerkan?

Italia sukses mengalahkan Inggris lewat adu penalti di Wembley. Semangat juang Gli Azzurri plus mentalitas The Three Lions yang sangat jelek menjadi kominasi sesuai untuk kemenangan bersejarah itu.

Sejumlah pemain Italia memang tampil bagus. Begitu pula beberapa pemain Inggris. Tapi, jangan lupakan juga sejumlah nama yang tampil sangat stabil dan berpengaruh delama turnamen ini. Mereka tampil bagus, meski timnya kurang beruntung untuk melaju hingga akhir.

Selain itu, Euro 2020 juga masih memunculkan tren pelatih menggunakan skema tiga bek. Entah 3-5-2 atau 3-4-3, mereka bersaing dengan pelatih-pelatih yang masih setia dengan 4-4-2, 4-2-3-1, atau 4-3-3.

Berikut ini starting line-up terbaik Euro 2020 menggunakan skema 4-3-3, dengan Roberto Mancini sebagai pelatihnya:


GK: Gianluigi Donnarumma (Italia)

Kedatangan Donnarumma dengan status bebas transfer sudah tampak seperti bisnis sensasional oleh Paris Saint-Germain. Dan, sekarang ini terlihat seperti salah satu kesepakatan terbaik dalam sejarah.

Pemain berusia 22 tahun itu benar-benar hebat saat Italia memenangkan Euro 2020 secara dramatis. Sang penjaga gawang menyelamatkan dua penalti di final, termasuk tendangan  yang menentukan dari Bukayo Saka. Remaja Arsenal itu pantas mendapatkan simpati atas kegagalannya karena sesungguhnya Donnarumma tidak melakukan psywar sebelum eksekusi dilakukan.

Di akhir turnamen, Donnarumma terpilih menjadi Pemain Terbaik Euro 2020 mengalahkan Cristiano Ronaldo dan Jorginho. Dia menjadi kiper pertama yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.


RB: Joakim Maehle (Denmark)

Atalanta telah melakukan transfer cerdas di akhir musim lalu saat berhasil mendapatkan tanda tangan Maehle. Hanya enam bulan setelah mendatangkannya dari Genk seharga 10 juta euro (Rp171 miliar), bek sayap serbaguna ini sekarang bernilai tiga kali lipat berkat penampilan mengejutkan Denmark.

Meski kaki kanannya lebih dominan, Maehle membuktikan kualitasnya dengan baik saat dimainkan di kiri. Dia juga berhasil mencetak dua gol dan menciptakan satu assist untuk Denmark. Salah satu assist hebatnya diselesaikan Kasper Dolberg dalam kemenangan di perempat final atas Republik Ceko.


CB: Leonardo Bonucci (Italia)

Apa yang Bonucci tunjukan di pertandingan final lawan Inggris benar-benar luar biasa. Tidak perlu dijabarkan lagi. Status sebagai sebagai Man of the Match sudah cukup menunjukkan bahwa gol penyama skor di babak kedua ibarat setetes air di padang gurun bagi Gli Azzurri.


CB: Giorgio Chiellini (Italia)

Jika ada Bonucci, maka Chiellini juga harus ada. Kolaborasi di Juventus benar-benar menguntungkan Italia. Keduanya tidak perlu lagi beradaptasi. Komunikasi mereka terbina dengan sendirinya di lapangan. Mereka benar-benar membuat Donnarumma bermain tenang karena merasa terlindungi.

Di usia 36 tahun, Chiellini benar-benar matang. Dia membuat Harry Kane tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pula Raheem Sterling yang mati kutu. Bahkan, anak muda seperti Saka tidak dibiarkan lolos. Dengan kejam, dia menarik baju pemain Arsenal tersebut.


LB: Leonardo Spinazzola (Italia)

Kehilangan Leonardo Spinazzola adalah kemunduran besar bagi Italia. Itu merupakan pukulan yang lebih besar bagi pemain AS Roma tersebut. Tapi, sebelum cedera, Soinazzola menunjukkan diri sebagai fullback kiri terbaik di Italia. Dia meneruskan tradisi pemain-pemain hebat Gli Azzurri di posisi tersebut.

Rasanya momen terbaik Spinazzola tiba ketika terpilih menjadi Man of the Match saat melawan Turki di pertandingan pembuka. Dia kembali dinobatkan sebagai pemain terbaik ketika Gli Azzurri melewati Austria di babak 16 besar.

Dan, sangat melegakan ketika melihat Spinazzola datang ke Wembley untuk menerima medali kemenangan Italia. Kini, harapan Spinazzola sekarang adalah dapat segera pulih setelah menjalani operasi achilles tendon sehingga dia mendapat kesempatan untuk bersinar lagi di Piala Dunia tahun depan.


MF: Pierre-Emile Hojbjerg (Denmark)

Berkat Hojbjerg, Denmark secara mengejutkan bisa tampil jauh hingga ke semifinal. Dia membantu negaranya dengan segala cara. Selain mencetak tiga assist, Hojbjerg telah menciptakan 11 peluang, menyelesaikan 10 dribel, dan melakukan intercep 51 kali. Itu lebih banyak dari pemain lain di turnamen ini.


CM: Jorginho (Italia)

Hanya berselang enam minggu setelah mengangkat trofi Liga Champions bersama Chelsea, gelandang kelahiran Brasil itu mencicipi kejayaan Euro 2020 bersama Italia. Prestasinya menjadikan musim panas ini sebagai sebuah pembuktian bagi pemain berusia 29 tahun, yang sempat difitnah tidak memiliki totalitas untuk Italia.

Memang, kualitas Jorginho sempat dipertanyakan oleh para pendukung. Tapi, kehebatannya tak perlu diragukan lagi. Mantan pemain Napoli itu adalah sosok kunci di skuad Italia. Dia mendikte permainan dengan operan presisi dan tekanan yang tak ada hentinya.

Statistik membuktikan Jorginho berada di peringkat kedua untuk masalah operan sukses (485) dan penguasaan bola (48). Dia juga membuat rekor baru di Euro dengan melakukan intersep sebanyak 25 kali.


MF: Pedri (Spanyol)

Seberapa bagus Pedri di Euro 2020? Ini cukup adil untuk mengatakan bahwa perbandingan dengan Andres Iniesta tidak lagi terlihat terlalu hiperbola. Bagi tim yang berhasil mencapai empat besar dan akan mencapai final jika bukan karena kesialan di adu penalti, Pedri adalah pemain terbaik.

Gelandang Barcelona ini menciptakan 11 peluang dan menyelesaikan lebih banyak operan sukses dari pemain lain di turnamen ini. Perannya sangat diperlukan bagi Spanyol. Terbukti, Pedri memainkan enam pertandingan untuk Spanyol.

"Saya belum pernah melihat yang seperti itu dari seorang anak berusia 18 tahun. Bahkan, dari Iniesta. Tidak mudah untuk menjelaskannya," kata Luis Enrique setelah pertandingan melawan Italia, dilansir goal.com.


RW: Federico Chiesa (Italia)

Chiesa memang harus menunggu waktu untuk benar-benar masuk skema Italia. Pasalnya, preferensi awal Roberto Mancini adalah memainkan Domenico Berardi di sisi kanan serangan Italia.

Tapi, pemain sayap Juventus itu akhirnya muncul sebagai salah satu bintang Euro 2020. Chiesa memulai dua pertandingan pembukaan Gli Azzurri dari bangku cadangan. Meski menjadi Man of the Match saat pertandingan melawan Wales, dia dikeluarkan dari starting line-up lagi pada pertandingan babak 16 besar lawan Austria.

Namun, Chiesa memecahkan kebuntuan dengan penyelesaian yang luar biasa melawan Austria ketika masuk sebagai pemain pengganto. Dia seperti menyiksa lini belakang Belgia di perempat final dan kemudian meraih satu lagi penghargaan "Bintang Pertandingan" UEFA di semifinal, terutama berkat gol di babak kedua yang fantastis melawan Spanyol.


ST: Harry Kane (Inggris)

Awalnya, penggemar Inggris sangat prihatin dengan penampilan Kane di babak penyisihan grup. Itu karena Kane tidak terlihat seperti biasanya.

Namun, semuanya berubah saat melawan Jerman. Lalu, dia mencetak dua gol melawan Ukraina di pere,pat final. Dan, ketika gagal mengeksekusi penalti di perpanjangan waktu melawan Denmark, striker itu berhasil memanfaatkan rebound untuk mencetak gol keempatnya di Euro 2020 dan mengirim Inggris ke final besar pertama sejak Piala Dunia 1966.


LW: Raheem Sterling (Inggris)

Terlepas dari diving di semifinal, Inggris tentu saja tidak akan tampil sejauh ini jika tiadk ada Sterling. Pemain sayap Manchester City ini secara efektif menjadi andalan serangan The Three Lions selama babak penyisihan grup, dengan gol penentu kemenangan melawan Kroasia dan Republik Ceko.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network