5 Transfer Dengan Nilai Terbaik dan Terburuk di Liga Premier Sejak 2014

"Terbaik nomor 2 Dele Ali. Terburuk nomor 2 Eric Bailly."

Feature | 12 July 2020, 06:48
5 Transfer Dengan Nilai Terbaik dan Terburuk di Liga Premier Sejak 2014

Libero.id - Tiga pemain Liverpool masuk dalam daftar lima transfer dengan nilai terbaik sejak 2014. Daftar milik Liverpool bisa bertambah satu nama yaitu Virgil van Dijk.

The Reds menjalani musim Liga Premier musim ini dengan cara yang luar biasa, setelah beberapa tahun dilalui Juergen Klopp untuk membangun pasukan terbaiknya.

Statistik menunjukkan Liverpool menghabiskan uang dengan sangat efektif dalam belanja pemain.

ESPN telah membuat studi tentang semua transfer sejak musim panas 2014 di tingkat teratas Inggris berdasarkan nilai yang dibayarkan  dibandingkan dengan nilai aktual. Tentu saja juga diperhitungkan performa mereka di lapangan.

Menurut penelitian, Andrew Robertson adalah transfer dengan nilai terbaik dalam lima setengah tahun terakhir, dengan Michy Batshuayi digolongkan sebagai nilai terburuk.

Nilai terbaik:

1. Andy Robertson, Hull City ke Liverpool, 2017 - Dibayar: £ 8 juta (Nilai saat ini: £ 82 juta)

2. Dele Alli, MK Dons to Spurs, 2015 - Biaya: £ 5 juta (Nilai saat ini: £ 53 juta)

3. Georginio Wijnaldum, Newcastle ke Liverpool, 2016 - Biaya: £ 25 juta (Nilai saat ini: £ 56 juta)

4. Mohamed Salah, Roma ke Liverpool, 2017 - Biaya: £ 34 juta (Nilai saat ini: £ 100 juta)

5. Ricardo Pereira, Porto to Leicester, 2018 - Biaya: £ 22 juta (Nilai saat ini: £ 24 juta)

Nilai terburuk:

1. Michy Batshuayi, Marseille ke Chelsea, 2016 - Biaya: £ 33,2 juta (Nilai saat ini: £ 8,4 juta)

2. Eric Bailly, Villarreal ke Manchester United, 2016 - Biaya: £ 30 juta (Nilai saat ini: £ 8,3 juta)

3. Ben Gibson, Middlesbrough to Burnley, 2018 - Biaya: £ 15 juta (Nilai saat ini: £ 1,1 juta)

4. Oumar Niasse, Lokomotiv Moscow to Everton, 2016 - Biaya: £ 15 juta (Nilai saat ini: £ 2,2 juta)

5. Kelechi Iheanacho, Manchester City ke Leicester, 2017 - Biaya: £ 24 juta (Nilai saat ini: £ 7,6 juta)

Sejak bergabung dengan Klopp, Robertson bisa dibilang menjadi bek kiri terbaik di dunia.

Sebenarnya nilai Van Dijk juga naik dibandingkan saat dia dibeli dari Southampton. Tetapi, saat itu The Reds membayar Van Dijk dengan harga besar sehingga dia tidak masuk daftar.

VAN DIJK

Libero.id

Virgil van Dijk. Kredit: liverpoolfc.com

Sebelum datang ke Anfield pada 2018 lalu, Virgil van Dijk banyak diminati raksasa Eropa berkat penampilan impresifnya bersama Southampton dan Celtic. Kapten Belanda itu kemudian menjadi anak asuh Judergen Klopp sebagai salah satu alasannya memilih bergabung dengan The Reds.

Saat itu, The Reds hanya berada di urutan keempat di Liga Premier. Jordan Henderson dan kawan-kawan tertinggal 20 poin dari Manchester City, sementara Chelsea juga berada di peringkat yang lebih tinggi dari pada The Reds.

Dalam saga transfer van Dijk, kedua klub tersebut adalah yang palingg meminati dirinya dan mungkin saja membuat pemain jebolan Willem II tertarik.

"Saya memiliki kesempatan untuk pergi ke Chelsea dan Man City," ujar pemain berusia 28 tahun itu kepada The Express.

"Ketika Anda membandingkan klub, Anda melihat sejarah, kota, pemilihan dan rencana untuk waktu dekat "

"Tapi yang paling penting adalah manajer," lanjut van Dijk.

"Dan Jurgen Klopp adalah alasan penting mengapa saya memilih Liverpool. Dia memiliki sesuatu yang istimewa. Apakah itu energinya, penampilannya secara umum? Saya terkadang bertanya-tanya apa yang dia lakukan dan apa yang membuatnya berbeda dari yang lain. Saya pikir itu manajemen manusianya. Sesuatu yang penting hari ini daripada apa pun di sepakbola,” jelas van Dijk.

Dalam kurun waktu lebih 2 tahun di Liverpool, van Dijk melakukan perkerjaan yang luar biasa dengan membawa The Reds juara Liga Champions dan juara Liga Inggris musim ini, yang hampir memecahkan rekor The Invincibles milik  Arsenal.

"Klopp memberimu perasaan yang hebat. Dia benar-benar senang melihatmu ketika kamu tiba di markas klub di pagi hari. Itu mungkin terdengar gila, tapi itu benar-benar menginspirasi kamu sebagai pemain. Setelah pertandingan dia memeluk setiap pemain. Sebuah detail kecil, tapi itu sangat berarti untuk pemain.”

Menurut van Dijk, bagaimanapun  terkait dengan keprofesionalan sebagai seorang pelatih juga diterapkan oleh Klopp, dirinya tidak hanya memberi salam hangat dan pelukan.

"Keesokan harinya dia bisa menjebakmu dengan keras di latihan sebelum pemilihan pemain. Tapi kamu menerimanya. Karena kamu tahu itu bukan masalah pribadi. Dia bisa meminta banyak dari kita. Dia membuat kita jauh lebih bugar. Aku menyebutkan itu cara Jerman: jalankan, jalankan dan jalankan.”

Sekarang fokus van Dijk dan kawan-kawan adalah bagaimana untuk merebut kembali trofi ‘Berkuping Besar’ musim depan dan mempertahankan gelar Liga Inggris untuk memulai ‘dominasi baru’ di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network