14 Pemain yang Hampir Jadi Korban Transfer Aneh, yang Untungnya Tidak Terjadi

"Ada Ronaldinho, Guardiola, Shevchenko, mereka nyaris menjadi korban transfer aneh."

Feature | 30 August 2020, 12:02
14 Pemain yang Hampir Jadi Korban Transfer Aneh, yang Untungnya Tidak Terjadi

Libero.id - Sejarah transfer window pernah mencatatkan sejumlah kejadian unik. Beberapa pemain hebat sempat memiliki kesempatan pindah ke klub yang tidak seharusnya dibela. Namun, takdir berkata lain dan mereka tetap dikenal seperti kariernya saat ini.

Dalam bisnis jual beli pemain sepakbola, peranan pemandu bakat sangat vital. Mereka memiliki tugas berkeliling dunia untuk memantau calon bintang. Saat target sudah dikunci, giliran menajeman yang bergerak untuk membujuk sang pemain. Tawaran mengiurkan disodorkan agar pemain itu bisa dikontrak.

Namun, tidak selamanya talent scout dan manajemen bisa berjalan beriringan. Terkadang, pemain yang direkomendasikan tidak ditindaklanjuti karena faktor uang. Ada juga keinginan manajemen untuk mengontrak pemain yang ternyata tidak mendapatkan rekomendasi pemandu bakat. Karena itu, komunikasi menjadi faktor krusial ketika klub terjun di transfer window. 

Berikut ini 14 pemain yang nyaris menjadi korban transfer aneh, yang untungnya tidak sempat terjadi:


1. Pep Guardiola

Dalam sebuah kesempatan ketika sudah melatih Manchester City, Guardiola pernah mengaku hampir bergabung dengan Wigan Athletic di penghujung kariernya pada 2005. Tapi, saat itu dia dianggap tidak akan bisa bersaing memperebutkan tempat di lini tengah melawan Jimmy Bullard dan Graham Kavanagh.

"Saya tidak cukup baik. Itulah kebenarannya. Saya sudah tua. Sangat tua! Saya mengetuk pintu, saya mencoba datang ke sini untuk bermain di sepakbola Inggris. Tapi, saya tidak bisa. Hal yang sama terjadi di sini (Man City) ketika saya datang ke sini bersama Stuart Pearce. Mereka sangat pintar! Saya tidak cukup baik," ujar Guardiola, dilansir Planet Football.


2. Ronaldinho

Libero.id

Kredit: uefa.com

Blackburn Rovers memiliki sejarah yang cukup bagus dalam hal rumor transfer yang konyol, salah satunya dengan Ronaldinho. Ketika itu, Venky's Ltd selaku pemilik 99,9% saham The Rovers mengajukan tawaran kepada Ronaldinho senilai 20 juta pounds untuk pindah dari AC Milan. "Dia ingin bermain di Premier League dan saya pikir itu menguntungkan kami," kata CEO Venky's Ltd, Anuradha Desai, kepada BBC Radio Lancashire.

Desai juga mengonfirmasi bahwa Blackburn berharap bisa mengontrak David Beckham dan Damien Duff (lagi). "Kami tidak perlu memberi tahu anda apakah salah satu pemain ini pindah ke Ewood Park," ucap Desai saat itu.


3. Virgil van Dijk

Saat menukangi Cardiff City, Neil Warnock, mengungkapkan sempat ditawari Van Dijk. Tapi, dia menolak. Alasannya, beberapa tahun sebelumnya saat melatih Crystal Palace, Warnock juga disodori pemain yang sama. Saat itu, dia sempat mengirim talent scout klubnya untuk memantau Van Dijk. Kesimpulannya, bek asal Belanda itu dianggap lambat dan tidak akan berguna.

Bayangkan jika saat itu, sang pemandu bakat merekomendasikan Van Dijk, maka kisahnya akan berbeda. Bisa saja Liverpool tidak akan pernah menjuarai Liga Champions dan Premier League lagi.


4. Diego Maradona

Maradona hampir saja bermukim di Inggris, khususnya Yorkshire, dua kali. Ceritanya dimulai setelah perjalanan pencarian bakat ke Argentina pada 1978. Nakhoda Sheffield United, Harry Haslam, mendesak manajemen untuk mendatangkan Maradona, yang ketika itu baru berusia 17 tahun, dalam kesepakatan 200.000 pounds. Sial, manajemen justru memilih Alejandro Sabella dalam transfer 160.000 pounds.

Sembilan tahun kemudian, Managing Director Leeds United, Bill Fotherby, mengadakan pembicaraan dengan agen Maradona. Dia membujuk Maradona agar bersedia bermain di Elland Road. Tapi, Maradona justru bertanya apakah ada klub sepakbola bernama Leeds United di Inggris.   


5. Rivaldo

Pada 2004, Bolton Wanderers memiliki skuad yang terdiri dari orang-orang hebat seperti Jay-Jay Okocha, Fernando Hierro, dan Ivan Campo. Dan, dalam sebuah kesempatan di transfer window, Rivaldo sepertinya akan bergabung dengan barisan tim didikan Sam Allardyce itu.

"Dengan transfer sebesar ini, anda tidak akan pernah bisa 100% yakin. Tapi, Sam membuat tawarannya dan semuanya berjalan sangat baik. Tidak ada yang tidak diinginkan tentang penundaan ini. Rivaldo hanya ingin waktu untuk memikirkannya. Saya tahu pasti bahwa Sam memberikan kesan yang baik padanya. Semuanya terlihat bagus," kata agen Rivaldo saat itu, Peter Harrison, kepada Bolton Evening News.

Rivaldo, yang saat itu berstatus free agent setelah meninggalkan Cruzeiro, juga sempat berkata hal positif tentang tawaran Bolton. "Saya ingin tantangan untuk mencoba membawa Bolton ke Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Ini adalah waktu yang menyenangkan," ucap Rivaldo.

Sayang, beberapa minggu kemudian, Allardyce mengatakan kepada situs resmi klub bahwa usaha kerasnya untuk meyakinkan Rivaldo sia-sia. Sang pemain justru merumput di Yunani untuk Olympiakos Piraeus.


6. Robert Lewandowski

Letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia pada 2010 benar-benar mengubah jalan Lewandowski. Pembatalan penerbangan di banyak negara Eropa membuat perwakilan Blackburn Rovers batal terbang ke Polandia untuk memberikan uang 4 juta pounds kepada Lech Poznan. Saat itu, Lewandowski baru berusia 21 tahun.

Libero.id

Kredit: bvb.de

Setelah bencana itu mereda, Lewandowski bergabung dengan Borussia Dortmund. Selanjutnya, semua penggemar sepakbola di seluruh dunia mengetahui sepak terjang sang striker.


7. Zinedine Zidane

Blackburn Rovers memenangkan trofi Premier League 1994/1995. Lalu, mereka melakukan suksesi pelatih dari Kenny Dalglish kepada asistennya, Ray Harford. Setelah melihat penampilan Zidane bersama Girondins de Bordeaux, Harford dan asistennya, Derek Fazackerley, meminta manajemen mendatangkan Zizou. Saat itu, Zidane masih berusia 23 tahun dan belum terkenal.

"Mengapa anda ingin merekrut Zidane ketika kita mendapatkan Tim Sherwood?" ujar CEO The Rovers saat itu, Jack Walker. Sontak, Harford dan Fazackerley terdiam dan berlalu meninggalkan ruangan Walker dengan wajah bingung. 


8. Roberto Carlos

Libero.id

Kredit: realmadrid.com

Apa jadinya jika Carlos pergi ke Inggris pada awal karier? Bisa jadi Real Madrid tidak akan pernah merajai La Liga dan Liga Champions. Bisa juga timnas Brasil tidak memiliki pemain dengan tendangan kaki kiri mematikan.   

Untunglah takdir Tuhan berkata lain. "Saya sebenarnya hampir bergabung dengan Aston Villa di awal karier saya. Saya bertemu dengan klub, tapi tidak ada yang terjadi. Birmingham (City) juga tertarik, tapi saya tidak pergi ke mana-mana. Saya kemudian bergabung dengan Inter Milan," kata Carlos dalam sebuah kesempatan kepada The Sun.


9. Andres Iniesta

Glasgow Rangers bisa saja menjadi juara Liga Champions jika dulu serius mengontrak Andres Iniesta. Dengan Nacho Novo dan Dado Prso di lini depan, Iniesta bisa menjadi pemasok bola yang jempolan di kompetisi Skotlandia maupun Benua Biru.

Hal itu bisa terjadi jika Alex McLeish sukses meyakinkan Iniesta pada 2004. Saat itu, dia sedang mencari pengganti Barry Ferguson dengan pergi melihat pertandingan-pertandingan di Spanyol. McLeish tiba-tiba melihat Iniesta bermain dan langsung menjalin kontak. Dia juga meminta manajemen menghubungi Barcelona untuk mengajukan proposal konkret.

"Dia baru berusia 18 tahun saat itu. Kami bertanya apakah kami bisa membawanya ke Skotlandia. Lalu, kami diberitahu bahwa kami bisa saja membawa Iniesta pergi. Namun, mereka meminta kami mengajukan permohonan resmi," kata McLeish kepada Daily Record. Sayang, permintaan McLeish direspons dingin manajemen Rangers.


10. Michael Essien

Pada 2009, CEO Burnley, Brendan Flood, ditawari untuk mempekerjakan Essien muda dengan hanya perlu membayar 60 pounds per pekan. Saat itu, status pemain asal Ghana tersebut magang.

"Saya yang menemukan Michael Essien. Kami memberinya kesempatan trial beberapa hari. Dia hebat dan berbakat. Sayang, kebijakan klub kami tidak akan membayar pemain magang lebih dari 60 pounds per pekan. Saya terpukul dengan fakta itu. Masalahnya, terdapat kurangnya komunikasi di dalam klub yang menghentikan orang-orang muda seperti kami untuk membuat pengecualian terhadap pemain-pemain tertentu," sesal Flood.


11. Andriy Shevchenko

Shevchenko sempat menyangkal pernah menjalani uji coba di West Ham United. Namun, menurut mantan nakhoda The Hamers, Harry Redknapp, klub London Timur itu telah menyia-nyiakan kesempatan mengontrak salah satu striker hebat dalam sejarah sepakbola Eropa. 

"Saya ditawari (Shevchenko). Ketika itu, dia baru berusia 19 tahun. Kami mengajaknya latihan selama 3-4 hari. Lalu, saya ingat melihatnya bermain dalam pertandingan melawan tim cadangan Barnet di Chadwell Heath. Tapi, mereka (agen Shevchenko) meminta 1 juta pounds. Saat itu, kami tidak punya uang sebanyak itu," kata Redknapp.


12. Ivan Rakitic

Libero.id

Kredit: uefa.com

Bisa dikatakan Sunderland telah membuat beberapa keputusan buruk di bursa transfer selama beberapa tahun terakhir. Salah satu buktinya ada di 2011 ketika ditawari mengontrak Rakitic dengan transfer 380.000 pounds dari Schalke 04. Saat itu, Rakitic langsung direkomendasikan Direktur Pemandu Bakat The Black Cats, Ian Atkins. Tapi, Sunderland menolak dan menunggu kontrak Rakitic yang tersisa 6 bulan berakhir. Akibatnya, pemain Kroasia itu pergi ke Sevilla untuk selanjutnya menjadi bintang di Barcelona.


13. Pierre-Emerick Aubameyang

Sebelum menjadi buruan banyak klub kaya Eropa akibat permainan brilian di Borussia Dortmund dan dibeli Arsenal dengan 56 juta pounds, West Bromwich Albion sebenarnya bisa mendatangkan Aubameyang dengan 2 juta pounds pada 2011. Sayang, manajemen The Baggies menganggap jumlah itu terlalu mahal untuk pemain muda asal Gabon, yang oleh AC Milan dipinjamkan ke empat klub Ligue 1 (Dijon, Lille, AS Monaco, dan Saint-Etienne).


14. Johan Cruyff

Saat itu, klub Divisi II di Liga Skotlandia, Dumbarton, mencoba merekrut Cruyff di penghujung karier saat menginjak usia 33 tahun. Sang nakhoda, Sean Fallon, beberapa tahun kemudian mengakui bahwa ada upaya klubnya untuk mencoba mendatangkan ikon sepakbola Belanda tersebut. 

"Saya tahu selalu kecil kemungkinan kami akan mendapatkan Cruyff. Tapi, menurut saya, kami sudah mencoba. Dan, jika kami benar-benar beruntung, kami bisa mendapatkan pemain yang luar biasa," ujar Fallon. 

Uniknya, tawaran itu menarik perhatian Cruyff. "Apakah saya tergoda? Tentu saja. Bermain di Inggris atau Britania Raya adalah sesuatu yang selalu ingin saya lakukan. Tapi, saya pikir saya terlalu tua pada tahap itu untuk pergi ke Skotlandia. Anda tahu cuacanya akan sulit. Saat anda tua, otot anda menjadi kaku, dan pindah ke negara yang dingin menimbulkan masalah," ungkap Cruyff.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network