Kisah Promosi Sepatu Paling Brilian ala Pele dan Puma di Piala Dunia 1970

"Mereka hanya meminta Pele mengikat tali sepatu Puma yang dikenakannya. Hanya itu saja!"

Feature | 07 November 2020, 09:37
Kisah Promosi Sepatu Paling Brilian ala Pele dan Puma di Piala Dunia 1970

Libero.id - Beda dengan masa kini yang ditunjang kecanggihan teknologi dan kemajuan internet tanpa batas, sepakbola pada dekade 1970-an masih sangat sederhana, termasuk dalam hal marketing produk apparel. 

Selama bertahun-tahun, Adidas dan Nike menjadi apparel sepakbola yang paling banyak digunakan, baik oleh pesepakbola profesional, amatir, maupun suporter. Keduanya juga menjadi merk yang paling banyak mendukung tim-tim sepakbola di seluruh dunia, baik klub maupun negara.

Namun, bukan berarti apparel lain tidak memiliki tempat. Merk-merk ternama internasional seperti Umbro, Puma, Joma, Hummel, Lotto, Diadora, hingga produk lokal Indonesia seperti Specs, League, atau Mills juga meramaikan pasar. Mereka berlomba-lomba beriklan untuk menarik minat konsumen.

Banyak cara promosi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pemasaran, salah satunya hal unik pernah dilakukan Puma saat memasarkan produk sepatu sepakbolanya. Apparel asal Jerman itu menggandeng Edson Arantes do Nascimento alias Pele menggunakan cara yang tidak biasa.

Sejarah membuktikan, Pele secara luas dianggap sebagai pemain sepakbola terbesar sepanjang masa. Dia selalu dipuja di negara asalnya, Brasil. Dia juga menjadi idola bagi banyak penggemar sepakbola di seluruh dunia. Bahkan, majalah TIME sempat memasukkan nama Pele dalam daftar 100 orang paling berpengaruh pada abad 20.

Salah satu kisah unik Pele dan Puma terjadi pada Piala Dunia 1970. Saat itu, Brasil sedang dalam perjalanan untuk memenangkan trofi Jules Rimet ketiganya. Ketenaran dan pengaruh Pele sedang berada di puncak. Dia seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi masa kini.  

Fakta membanggakan tersebut sanggup ditangkap tim marketing Puma dengan jenius. Mereka hanya meminta Pele mengikat tali sepatu Puma yang dikenakannya. Hanya itu saja!

Hebatnya, itu bukan mengikat tali sepatu biasa. Aksi itu terjadi sebelum kick-off pertandingan Piala Dunia dan ternyata menjadi ikonik di kemudian hari. Pasalnya, itu adalah untuk pertama kalinya pertandingan Piala Dunia disiarkan melalui televisi. Sebelumnya, jutaan orang di seluruh dunia selalu mendengarkan kabar Piala Dunia melalui radio. 

Aksi itu membuat Puma banjir pujian. Oleh banyak ahli marketing, itu dianggap sebagai metode promosi paling cerdas sepanjang masa. Sebab, mereka tidak pernah menyewa orang untuk membuat video. Tidak juga memasang iklan di televisi. Puma cukup membayar Pele dengan sejumlah uang yang nominalnya tidak sebesar Ronaldo atau Messi pada masa sekarang. 

Beberapa tahun kemudian, perwakilan Puma, Hans Henningsen, membeberkan pihaknya saat itu memberi Pele imbalan USD25.000 hanya untuk mengikat tali sepatu sebelum kick-off. Dia menjelaskan Pele saat itu meminta wasit memberinya waktu untuk mengikat tali sepatu sebelum memulai pertandingan. Kamera kemudian memperbesar aksi yang dilakukan Pele dan jutaan orang di seluruh dunia menyaksikannya mengikat tali sepatu Puma. 

Henningsen menyebut hal tersebut tidak tiba-tiba muncul, melainkan melalui studi dan pemikiran yang matang. Dia juga menyatakan tim pakar Puma sempat mengamati kebiasaan para pemain sepakbola pada masa tersebut. Hasilnya, banyak pemain yang mengikat tali sepatunya di lapangan saat pertandingan akan dimulai.

"Pesan yang diambil memang berisiko. Tapi, berani, sederhana, dan efektif. Puma akhirnya dikenal sebagai salah satu apparel paling berpengaruh di dunia hingga saat ini," kata Henningsen, dilansir The Guardian.

Di era modern, Puma bersaing ketat dengan Adidas dan Nike untuk menguasai pasar sepak bola internasional. Meski banyak pesaing, khususnya apparel lokal, ketiganya tetap eksis. Salah satu faktornya adalah keberanian mengontrak pemain-pemain papan atas dunia. Begitu juga dengan klub. Puma sejak musim lalu sukses mengontrak Manchester City.

Selain itu, Puma dikenal sering melakukan terobosan yang tidak biasa. Contohnya, pada Piala Dunia 2002 ketika merilis jersey kandang Kamerun tanpa lengan. Seragam itu sempat mendapatkan tentangan FIFA, meski sebenarnya tidak ada dalam regulasi.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network