Kisah Unik Karl Power Potret Bareng Tim Manchester United Tanpa Dikenali

"Dia dikenal sebagai penyusup legendaris yang dilarang ke stadion seumur hidup. Kini bangkrut karena ulahnya."

Feature | 10 January 2021, 13:38
Kisah Unik Karl Power Potret Bareng Tim Manchester United Tanpa Dikenali

Libero.id - Jika di Spanyol ada Jimmy Jump, maka Inggris sempat memiliki Karl Power. Meski berbeda bangsa, keduanya menyandang status yang sama sebagai penyusup legendaris di pertandingan-pertandingan olahraga. Nasibnya, juga sama. Bangkrut!

Bagi suporter fanatik Manchester United yang sudah mengikuti The Red Devils sejak dekade 2000-an, Power akan menjadi sosok yang tidak asing. Power adalah prankster (orang yang iseng) dari Droylsden, Greater Manchester, yang dikenal tampil tanpa diundang di acara olahraga sebagai penyusup.

Power mengaku sebagai teman lama dari band indie asal Manchester, Happy Mondays. Bahkan, single hit mereka yang berjudul "Fat Neck" ternyata sengaja ditulis dan didedikasikan untuk "kegilaan" Power di stadion. Bahkan,  Happy Mondays sempat mengajak Power muncul di video klip mereka di lagu berjudul "Walking Dead".

Layaknya Jimmy Jump di Spanyol, banyak orang Inggris angkat topi dengan keberanian Power menyusup ke lapangan. Salah satu contoh yang paling fenomenal terjadi ketika Manchester United menghadapi Bayern Muenchen pada perempat final Liga Champions 2000/2001.

Dengan santai, Power melakukan prank kepada 11 pemain MU dan ribuan suporter yang hadir di Olympiastadion Muenchen. Dia hadir di sesi foto pemain MU sebelum pertandingan. Power bergabung dengan 11 pemain The Red Devils yang sedang berpose tanpa disadari penonton maupun petugas keamanan. Bahkan, Andy Cole dkk saat itu juga tidak menyadarinya.

Setelah bingung beberapa saat, aksi Power akhirnya menghebohkan penonton yang hadir menyaksikan langsung di stadion. Mereka bingung siapa pemain tambahan tersebut. Apalagi sesi foto mereka diperlihatkan panitia melalui layar lebar dan Power juga menggunakan jersey lengkap MU layaknya akan bertanding.

Lalu, apakah aksi Power saat menyamar sebagai pemain MU benar-benar tidak terdeteksi? Pasalnya, dalam rekaman video dan foto-foto yang beredar terlihat Gary Neville, Roy Keane, dan Fabian Barthez sempat melihat ke arahnya. Bahkan, Keane seperti marah dan meminta Power menjauh.

Power mengaku bahwa aksinya sebenarnya diketahui Neville. "Dia (Neville) berkata kepada semua pemain MU tentang saya. Itu siapa (paling pojok kanan)? Diam kamu Neville. Saya melakukan ini semua untuk Eric Cantona," ujar Power, dilansir The Guardian.

Sebagai penggemar Cantona, Power bertingkah layaknya bintang asal Prancis tersebut saat sesi foto. Dia membusungkan dada dengan tangan yang dibentangkan. Hal itu tidak seperti sikap Andy Cole, yang berada tepat di samping Power, yang terlihat sangat kaku.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana mungkin orang biasa seperti Power bisa masuk lapangan tanpa tiket dan langsung berada di samping pemain tanpa terdeteksi? Padahal, itu pertandingan sekelas Liga Champions.  

Jawabannya, sederhana. Aksi itu memang sudah direncanakan Power sejak lama. Awalnya, dia hendak melakukannya di pertandingan final. Tapi, Power ragu apakah MU bisa sampai ke laga puncak lagi atau tidak. Kemudian, diputuskan dia menyelinap di kandang Bayern.

Saat itu, dia membawa tiga jersey MU yang berwarna merah, putih, dan biru karena tidak tahu seragam mana yang sebenarnya akan dikenangkan. Ketika tahu MU mengenakan jersey putih, Power langsung beraksi.  

Untuk masuk ke stadion secara gratis tanpa pengawasan, Power punya cara jitu. Dia menyamar sebagai kru televisi. Dia berpakaian rapi layaknya dan pura-pura membawa peralatan liputan. Setelah sesi foto selesai, Power kembali ke tribun dan duduk manis layaknya penonton biasa tanpa ada yang menegur.

"Setelah mengamati situasi, kami kembali dan mempersiapkan semuanya di kamar hotel kami. Lalu, kami naik taksi ke stadion. Di sana kami berpura-pura satu rombongan dengan kru televisi. Anehnya, penjaga gerbang mengizinkan kami masuk," ungkap Power.

Tindakan konyol Power mendadak terkenal seantero Eropa. Ada perburuan nasional di Britania Raya dengan surat kabar dan tabloid yang meminta pembacanya untuk menulis serta memberi mereka informasi siapa penampakan di pertandingan itu. Power baru membuka kedoknya kepada BBC Sport setelah kisahnya dimuat di majalah pria, Front.

Media kemudian menguliti Power. Mereka terkejut karena itu bukan aksi pertamanya. Kebiasaan gila Power yang menyamar memang sudah dilakukan sejak remaja. Dia pernah masuk ke arena pertarungan tinju tanpa membayar tiket. Dia hanya menyamar sebagai petinju yang akan bertanding.

Power juga pernah menyamar sebagai atlet tim nasional kriket Inggris saat menghadapi Australia di Headingley pada 2001. Dia sempat pula menyamar sebagai petenis saat grand slam Wimbledon berlangsung pada 2002. Saat itu dia sempat menjalani pemanasan bersama Legenda tenis Inggris, Tim Henman, di Centre Court hingga berujung tepuk tangan dari arah tribun penonton.

Bukan hanya di olahraga Olimpiade. Pada tahun yang sama, Power juga pernah melakukan prank kepada legenda Formula 1 asal Jerman, Michael Schumacher, ketika menjuarai GP Inggris di Sirkuit Silverstone. Power mengenakan menyamar sebagai Schumi saat pemberian gelar juara dilakukan di podium.

Aksi terakhir Power terjadi pada 5 April 2003. Dia berkolaborasi dengan sejumlah rekannya untuk menginvasi laga MU kontra Liverpool. Menyamar sebagai pemain The Red Devils, Power lantas menirukan gaya gol yang dicetak Diego Forlan. Pada pertandingan itu, The Red Devils unggul 4-0.

Tapi, berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya, tindakan Power di laga itu membuat manajemen MU marah. Sejak saat itu, mereka memberikan sanksi seumur hidup kepada Power tidak boleh datang ke pertandingan. Sial!

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network