Kisah Francis Ngannou dari Gelandangan Menjadi Juara Kelas Berat UFC

"Pertarungan pertamanya melawan tikus untuk berebut makanan."

Sport | 30 March 2021, 11:55
Kisah Francis Ngannou dari Gelandangan Menjadi Juara Kelas Berat UFC

Libero.id - Francis Ngannou memiliki perjalanan sulit daripada kebanyakan petarung UFC. Dia melalui petualangan miris sebelum dinobatkan sebagai juara baru di kelas berat.

Petarung asal Kamerun itu membuat sejarah pada Sabtu (27/3/2021), yakni menjadi orang Afrika pertama yang memenangkan kejuaraan kelas berat setelah dia mengalahkan Stipe Miocic di UFC 260.

Ngannou, yang dijuluki Predator, memberikan serangkaian pukulan dahsyat saat menyingkirkan Miocic di babak kedua pertandingan ulang. Mereka sempat bertanding pada 2018.

Ini adalah jalan yang panjang bagi Ngannou untuk mencapai titik karier terbaiknya. Dia pantas merayakannya karena kehidupannya yang luar biasa sejauh ini dipenuhi dengan pengorbanan di sepanjang perjalanan.

Kisah Francis Ngannou

Tumbuh di Kota Batie, kota yang dilanda kemiskinan di Kamerun, hari-hari Ngannou terdiri dari melewati tempat sampah hanya untuk makan. Dia terbiasa berkelahi dengan tikus lokal yang mencoba sampai di sana lebih dulu.

"Anda harus pergi ke pasar pada malam hari untuk mencari makanan di tempat sampah," kata Ngannou kepada Joe Rogan Experience, seperti dilansir Givemesport.com. "Terkadang Anda berdebat dengan tikus di tempat sampah - Jauhi tomat ini, ini milikku. Tomat busuk ini milikku, bukan milikmu."

Tidak heran jika Ngannou tidak menentang kerja keras - hanya itu yang dia ketahui. Sejak usia 10 tahun, dia dipaksa untuk menggali di tambang pasir setempat hanya untuk menghidupi ibu tunggal dan bibinya, yang juga tinggal bersamanya.

Pekerjaan lain, termasuk sopir ojek, merupakan bagian tak terpisahkan dari hari Ngannou hanya untuk mendapatkan kebutuhan dasar, bahkan pergi ke sekolah tanpa pena atau tas.

Walau begitu, Ngannou sempat bermimpi menjadi orang besar. Dia kemudian memutuskan meninggalkan Kamerun untuk mengejar kehidupan yang jauh lebih sejahtera dan awal yang baru. Sayangnya, ada banyak kesalahan awal sebelum dia bisa menulis ceritanya sendiri.

Dalam perjalanannya ke Aljazair di Afrika utara, kemajuan Ngannou terhenti tidak kurang dari enam kali. Dia terus-menerus berakhir di gurun Sahara tanpa apa-apa selain sumur yang dipenuhi hewan yang minum.

Setelah akhirnya mencapai tanah Eropa, Ngannou dipenjara karena secara ilegal melintasi perbatasan Maroko-Spanyol melalui laut.

Begitu dia dibebaskan setelah dua bulan dikurung, Ngannou melarikan diri ke Prancis. Dia sudah sejauh ini, tapi tanpa kemajuan nyata karena dia tidak punya cara untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak punya uang berarti dia harus tidur di jalanan Paris sambil memimpikan karier bertarung.

Dia selalu memimpikan itu karena karyanya di tambang sejak usia dini dan postur 6 kaki 4 inci yang mengesankan membuatnya memiliki semua kekuatan itu. Semua alat yang dia miliki untuk menjadi sukses.

Setelah dipilih oleh Didier Carmot, Ngannou diizinkan untuk berlatih secara gratis karena Carmot mendukungnya dengan akomodasi dan makanan di ibu kota Prancis.

Awalnya ingin menjadi petinju, Ngannou mulai berlatih sebagai petarung MMA. Akan tetapi, dia sempat menjalani pertarungan tinju pada November 2013. Selebihnya, seperti yang mereka katakan adalah sejarah.

Ngannou akhirnya mendapatkan kontrak UFC pada 2015, dan Ngannou telah berkembang semakin kuat. Pertarungan pertamanya dalam bisnis ini saat mengalahkan Luis Henrique.

Kenaikannya menjadi juara kelas berat mungkin tampak meroket, meski belum banyak orang yang mengetahui kehidupan keras terpaksa dilaluinya untuk bertahan hidup.

Ngannou telah mengalami banyak kekacauan dan kemunduran dalam perjalanannya. Pada akhirnya dia membuat kemenangan untuk dirinya sendiri dan rakyat Kamerun. Paling penting saat dia menginspirasi generasi baru pejuang Afrika.

Dia juga tidak melupakan akarnya. Dia mendirikan yayasan amal 'The Francis Ngannou Foundation' yang didirikan di Tanah Airnya. Yayasan itu memberikan fasilitas dan kesempatan kepada remaja yang mengalami nasib sama sepertinya dirinya saat masih muda, seperti mengotori tangannya dengan membantu di tambang pasir yang sama dari waktu ke waktu.

Ngannou telah mencapai mimpi yang selamanya tampak mustahil. Dia terus menulis ceritanya sendiri dan masih harus dilihat seperti apa bab selanjutnya dari dongeng yang luar biasa ini.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network