Kisah Penderitaan Mahrez Sempat Jalani Trial di Klub Skotlandia pada 2009

"Dia sampai kabur dari pusat pelatihan menggunakan sepeda."

Feature | 12 May 2021, 10:00
Kisah Penderitaan Mahrez Sempat Jalani Trial di Klub Skotlandia pada 2009

Libero.id - Riyad Mahrez mencapai salah satu pencapaian terbesarnya sebagai pesepak bola. Pemain asal Aljazair itu turut membantu Manchester City lolos ke final Liga Champions musim ini, walau kariernya tak lepas dari pasang-surut.

Mahrez, pemain yang direkrut Pep Guardiola dari Leicester pada musim panas 2018, mencetak dua gol melawan Paris Saint-Germain. Torehan itu sekaligus mengakhiri penampilan individu yang mengesankan lainnya.


 
Mahrez tidak ragu menikmati musim luar biasa bersama The Citizens, apalagi Man City tengah berupaya keras meraih treble musim ini. Akan tetapi, perjalanan Mahrez menggapai semua ini tidaklah mudah.

Pemain sayap kelahiran Sarcelles itu selalu berbakat secara teknis, tapi tubuhnya yang ramping menghalangi klub-klub meminangnya secara permanen.

Faktanya, sebelum secara resmi memulai kariernya dengan klub divisi empat Prancis, Quimper, Mahrez muda menghadiri uji coba di klub Skotlandia St Mirren pada 2009.

 

 
Dalam sebuah wawancara dengan L'Equipe, Mahrez membuka pengalamannya tentang betapa sangat dinginnya cuaca di Skotlandia saat itu.

“Seorang agen, Jean Evina, mengatakan kepada saya bahwa dia mendapat uji coba untuk saya di Divisi Pertama Skotlandia St Mirren,” kata Mahrez, seperti dilansir Sportbible.com.

"Dia membayar tiket saya dan saya pergi dengan pria lain dari (pinggiran kota Paris) Sarcelles, Dany Bekale,” ujar Mahrez.

"Itu berjalan dengan baik. Saya memainkan empat pertandingan persahabatan dan saya mencetak tujuh gol - saya seolah membunuh mereka. Dan, kemudian mereka membuat saya menunggu selama dua setengah bulan," kenangnya.

 

 
Mahrez mengatakan dirinya sudah cukup menunggu selama berbulan-bulan, jadi dia meminjam sepeda untuk melarikan diri.

"Itu (situasi di Skotlandia) membuatku gila. Di sana dingin. Itu pelecehan. Saat itu turun salju dan segalanya. Saya sangat kedinginan, sehingga suatu hari saya memalsukan cedera untuk pergi ke ruang ganti," tuturnya.

"Kami harus berlatih di salju. Saya merasa bahwa saya bisa tinggal di sini lebih lama. Saya tidak diizinkan untuk pergi, jadi saya pergi secara rahasia,” kenangnya.

Beberapa hari kemudian setelah itu, agen Mahrez berkata: “Riyad, saya sudah mengirimkan tiket, kamu langsung naik bus, turun di Stasiun Glasgow dan kamu naik kereta ke bandara, lalu kamu naik pesawat ke Paris.”

"Saya tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali. Saya meninggalkan sepatu bot saya di tempat latihan. Saya meminjam sepeda dari seorang pria dari hotel, dan saya pergi tanpa memberitahu siapapun, bahkan wanita itu di hotel,” papar Mahrez. "Saya pergi melalui tangga untuk menghindari keramaian."

Mahrez juga berbicara tentang situasinya dengan Unscriptd beberapa tahun kemudian.

"Saya sangat senang bisa kembali karena Skotlandia sangat sulit dan sangat dingin. Saya masih muda," ungkap Mahrez. "Saya tidak pernah jauh dari keluargaku selama itu."

Terlepas dari semua hal negatif seputar petualangannya di St Mirren, mantan pemain sayap Leicester City itu mengakui ada beberapa hal positif dari pengalaman itu.

"Dalam dua bulan ini di Skotlandia saya meningkat secara fisik. Saya bermain dengan semangat Inggris juga - itu sama dengan pola permainan Inggris,” tuturnya.

"Secara fisik sangat intens dan saya pikir dua bulan ini membantu saya. Ketika saya kembali ke Prancis, saya memiliki pergerakan yang lebih baik, hal-hal yang lebih baik dalam kualitas saya," tutupnya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network