Kisah Alberto Aquilani, Transfer Gagal Rafael Benitez di Liverpool

"Datang sebagai panic buying untuk menggantikan Xabi Alonso. Hasilnya, mengecewakan."

Biografi | 31 August 2021, 15:11
Kisah Alberto Aquilani, Transfer Gagal Rafael Benitez di Liverpool

Libero.id - Saat melatih Liverpool, Rafael Benitez dikenal sebagai pelatih yang hebat di lapangan maupun transfer window. Tapi, tidak selamanya bidikan pria asal Spanyol itu sukses. Salah satu yang gagal total adalah Alberto Aquilani.

Ini benar-benar aneh. Pemain asal Italia itu bermain kurang dari 15 pertandingan di Serie A dalam dua dari tiga musim terakhirnya bersama AS Roma. Tapi, pada musim panas 2009, Benitez memutuskan merekrut Aquilani untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Xabi Alonso. Harganya, 17 juta pounds (Rp336 miliar).

Status Aquilani sebagai salah satu pemain terburuk Liverpool di Liga Premier tidak perlu dipertanyakan lagi. Seorang pemain yang dikatakan memiliki kualitas tidak terlihat cocok dengan iklim sepakbola Inggris. Dia adalah produk Akademi Serigala Ibukota Italia. 

Aquilani bisa saja pindah ke Liga Premier pada usia 17 tahun jika tidak menolak kontrak yang ditawarkan Arsenal dan Chelsea. Dia memilih tinggal di Roma dan membuat debut pada 2002 saat masih dilatih Fabio Capello.

Sang gelandang memang pilihan strategis untuk lini tengah Roma saat kondisinya fit. Hanya sekali sebelum bergabung dengan Liverpool Aquilani bermain lebih dari 30 pertandingan liga dalam satu musim. Itu terjadi setelah dirinya dia dipinjamkan ke Triestina di Serie B 2003/2004.

Namun, ada banyak momen di Roma yang menunjukkan bahwa dia adalah pemain bertalenta. Sebuah assist rabona yang sensasional dalam kemenangan Roma pada November 2006 atas AC Milan menunjukkan bahwa dia dalam performa terbaiknya. Dia juga menjadi bagian dari tim pemenang Coppa Italia berturut-turut.

Aquilani adalah seorang playmaker serbabisa. Dia bisa bermain lebih dalam atau di posisi yang lebih menyerang, meski peran yang lebih disukainya adalah gelandang box-to-box. Dengan stamina yang dimiliki, Aquilani terkadang juga ditempatkan sebagai bek sayap. Saat di tim nasional Italia, dia terkadang bermain ditengah dan lebih menyerang.

Namun, Satu hal yang gagal dia tunjukan adalah menjadi pengganti Alonso. Alonso yang pergi ke Real Madrid seusai keputusan aneh sang pelatih yang mencoba menggantikannya dengan Gareth Barry di musim sebelumnya. Benitez menilai Barry memiliki passing serba bisa yang membuatnya cocok untuk lini tengah The Reds.

Gaya menyerang Aquilani jauh dari yang diharapkan. Dia bukan quarterback yang siap pakai, dan Benitez segera menyadari hal ini.

Terlepas dari perjuangannya untuk meningkatkan performa dan kebugaran, Aquilani membuat 26 penampilan di musim pertamanya di Anfield. Dia mendapat tepuk tangan meriah dari tribun The Kop setelah diganti pada pertandingan Boxing Day. 

Dia dinobatkan sebagai man of the match saat melawan Portsmouth pada Maret setelah mencetak gol pertamanya untuk The Reds. Aquilani juga tampil luar biasa saat melawan Atletico Madrid di Liga Europa, meski Liverpool kalah karena gol tandang.

Di akhir musim, Benitez meninggalkan Liverpool dan Roy Hodgson memutuskan Aquiliani bukan bagian dari rencananya. Dia mengirim Aquilani kembali ke Serie A dengan status pinjaman.

"Saya tidak bisa menjanjikan dia akan dimainan di sini. Jadi, jika opsi peminjaman ke Italia dapat membantunya, itu baik untuk semua pihak. Itu pasti yang dia butuhkan. Itu pasti akan menjaga nilai pemain dan ketika dia kembali ke Liverpool akan melihat seorang Aquilani yang kita harapkan sebelum dia datang ke sini," kata Hodgson.

Aquilani kemudian bergabung dengan Juventus dengan status pinjaman. Meski menjadi pemain reguler di tim utama, La Vecchia Signora menolak untuk menjadikan transfer tersebut permanen. Mereka memiliki batas waktu hingga 15 Mei untuk mengontraknya seharga 13,9 juta pounds (Rp275 miliar). Tapi, tawaran Juventu ditolak dan Aquilani diizinkan meninggalkan Turin.

"Kami membiarkan tenggat waktu berlalu bukan karena kami tidak menghargai Aquilani, melainkan karena kami menganggap biayanya terlalu tinggi. Itu tidak masuk akal dengan tujuan kami," kata Direktur umum Juventus saat itu, Giuseppe Marotta, kepada Tuttosport.

Hodgson dipecat pada musim 2010/2011, dan penggantinya, Kenny Dalglish, mengatakan jika Aquilani bisa memiliki masa depan di Anfield. Tapi, pelatih asal Skotlandia itu akhirnya memutuskan Aquilani tidak cocok dengan formasi pilihannya. Jadi, Aquilani pergi ke AC Milan.

Hanya satu musim di San Siro, Aquilani dibiarkan pergi secara gratis. Lalu, dia bergabung dengan Fiorentina. Dia menghabiskan tiga tahun di Stadio Artemio Franchi sebelum pergi ke Portugal untuk Sporting Lisbon. Kemudian, Aquilani bermain untuk Pescara, Sassuolo, dan Las Palmas.

Dalam sebuah wawancara dengan La Gazzetta dello Sport pada 2016, Aquilani tidak menyesal pindah ke Merseyside. "Saya akan memilih Liverpool lagi. Mungkin beberapa pilihan berikutnya tidak begitu cerdas. Misalnya, saya dipinjamkan ke Juventus. Tapi, opsi pembelian mereka terlalu tinggi," kata Aquilani.

"Jika mungkin lebih rendah, saya akan tetap berada di klub yang fantastis itu. Siapa tahu? Beberapa rekan satu tim saya musim itu tampil lebih buruk dari saya. tapi tetap bertahan," tambah Aquilani.

Aquilani sekarang sudah pensiun. Dia mengambil lisensi kepelatihan dan langsung terjung sebagai pelatih Fiorentina U-18. Sempat menjadi asisten pelatih La Viola, dirinya sekarang berstatus pelatih Fiorentina Primavera.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network