Kisah Covid-19 Bikin Pusing Klub Liga Premier, Uang pun Melayang

"Rincian berapa nominal yang harus dikeluarkan setiap klub."

Analisis | 20 September 2021, 05:21
Kisah Covid-19 Bikin Pusing Klub Liga Premier, Uang pun Melayang

Libero.id - Dampak dari pandemi Covid-19 ternyata belum juga usai. Banyak klub yang masih dibuat pusing. Kepusingan itu bercabang, mulai berkurangnya pendapatan klub dari sisi kedatangan suporter dan sponsor, juga merembes soal gaji pemain yang terpaksa dipotong atau nunggak bayar.

Namun, sebagai itikad baik, The Mail on Sunday melaporkan klub-klub tetap bertanggung jawab atas kondisi kesehatan dan keuangan para pemainnya.

Dana sejumlah 9 juta pounds (Rp 179 miliar) adalah angka yang dibayarkan klub-klub kepada pemain Liga Premier yang tidak dapat bermain karena Covid-19.

Jumlah itu merupakan hasil dari 71 pesepakbola yang harus absen setelah dinyatakan positif. Setiap klub ditaksir harus mengeluarkan biaya rata-rata mencapai 128.822 pounds (Rp 2,5 miliar).
Pemain yang positif mengharuskan klub Liga Premier membayar lebih dari 9 juta pounds dalam bentuk upah.

Dalam arti kata lain, setiap pemain yang akan melaksanakan tes swab, maka klub wajib menanggung biaya mereka.

Menurut laporan dari 'Feeling The Strain: 2021 European Football Injury Index' yang disusun oleh broker asuransi internasional, Howden, menggambarkan secara rinci forensik biaya tes Covid di 5 liga top Eropa.

Pada 2020/2021 ada 494 tes Covid yang gagal untuk pemain di seluruh divisi teratas Inggris, Spanyol, Italia, Jerman dan Prancis.

Dengan rincian 70 di Liga Premier, ada 73 di Bundesliga, 83 di La Liga, 97 di Ligue 1, dan 171 di Serie A. Dengan rincian tambahan sebagai berikut: Rata-rata absen 13 hari di Spanyol, 14 hari di Liga Premier dan Serie A, 15 hari di Prancis, dan 17 hari di Jerman.

Total biaya upah yang dibayarkan kepada pemain di setiap liga yang absen karena tes yang gagal adalah lebih dari 42 juta pounds (Rp 821,5 miliar). 

Bukan cuma itu, kasus lain yang berhubungan seperti cedera pemain juga menyumbang pengeluaran yang banyak. Menyumbang lebih dari 10 persen dari biaya 415 juta pounds untuk semua cedera.

Liga Premier mengalami lebih banyak cedera pemain daripada divisi teratas lainnya, dengan 938 kasus dibandingkan 902 di Bundesliga, 781 di Serie A, 761 di La Liga, dan 606 di Ligue 1.

Tampaknya jadwal Liga Premier yang padat berkontribusi pada lonjakan cedera otot pemain dan lain sebagainya.

Keputusan Ligue 1 membatalkan kompetisi di akhir musim 2019/2020 kemungkinan menjadi penyebab mereka lebih sedikit mendapatkan laporan pemain yang cedera.

Beberapa klub terbesar Eropa yang paling banyak cedera secara umum adalah Manchester United dengan 79 kasus. Itu juga yang paling banyak di Liga Premier, PSG (78) paling banyak di Ligue 1, Bayern Muenchen (76) paling banyak di Bundesliga, Real Madrid (68) paling banyak di La Liga, dan Juventus (61) terbanyak di Serie A.

Sementara kalau menyoroti cedera dari juara klub di masing-masing liga.

Pemenang Liga Premier Manchester City memiliki 26 cedera, atau lebih sedikit daripada rival mereka, Man United. Sementara juara La Liga, Atletico Madrid, memiliki 26 kasus cedera, atau lebih sedikit dari Madrid.

Juara Prancis, Lille, hanya mengalami 26 cedera sepanjang musim melawan 78 kasus dari PSG. Sedangkan Inter Inter Milan memenangkan Serie A dengan 13 cedera lebih sedikit dari Juventus
Tetapi PSG, Bayern, Real Madrid, dan Juventus membayar gaji paling banyak untuk pemain yang absen di negara mereka, serta yang paling banyak mengalami cedera.

Tagihan cedera terbesar Inggris dalam bentuk uang tunai adalah di Liverpool, yang membayar 13,5 juta pounds (Rp 264 miliar) untuk bintang-bintang yang absen, melampaui Manchester United 11 juta pounds (Rp 215,1 miliar) di urutan kedua.

Laporan Howden setebal 162 halaman juga merinci cedera musim lalu berdasarkan jenis (otot, hamstring, lutut, dan sebagainya), berdasarkan usia dan posisi pemain untuk setiap liga, menganalisis biaya masing-masing rata-rata, waktu absen dan jumlah pemain. Kemudian, rata-rata absen dari setiap tim per hari pertandingan.

Kesimpulannya, pandemi benar-benar menyisakan lubang di banyak sisi. Paling terpukul tentu saja sisi keuangan.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network