Kisah Jamie Slabber, Pemain yang Hanya Bermain 10 Menit Membela Tottenham

"Sebenarnya dia pernah menjadi andalan The Young Lions. Dia tercatat sebagai anggota Inggris U-15, U-16, U-17, U-18, hingga U-19. Nasib membawanya terpuruk."

Feature | 08 October 2020, 06:45
Kisah Jamie Slabber, Pemain yang Hanya Bermain 10 Menit Membela Tottenham

Libero.id - Pernah mendengar pemain sepakbola bernama Jamie Slabber? Jika tidak, wajar. Pasalnya, Slabber hanya dikenal oleh sebagian penggemar Tottenham Hotspur, khususnya pada 2003-2005. Saat itu dia dikenang sebagai anggota Spurs yang hanya pernah merumput 10 menit!

Pemilik nama lengkap Jamie Andrew Slabber tersebut mengawali karier sepakbola dengan menimba ilmu di akademi Tottenham pada 2001. Saat lulus pada 2003, pria kelahiran Enfield, 31 Desember 1984, tersebut mendapatkan kesempatan menjalani debut dengan tim utama pada musim 2002/2003.  

Itu bukan musim Liga Premier yang biasa bagi Slabber. Itu menjadi momen yang akan dikenang suporter klub London Utara tersebut seumur hidup. Bahkan, hingga hari ini.

Saat itu, Slabber baru berusia 19 tahun. Dengan usia yang masih sangat muda dan komposisi pemain depan Tottenham yang banyak dihuni bintang seperti Teddy Sheringham, Robbie Keane, Les Ferdinand, Serhei Rebrov, hingga Steffen Iversen; Slabber benar-benar harus bersabar. Dia harus berlatih keras untuk bisa bermain sembari menunggu pemain lainnya cedera.

"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus mendapatkan peluang karena kami memiliki Rebrov, Iversen, Ferdinand, Keane, dan Sheringham. Jadi, saya rasa akan sulit mendapatkan kesempatan bermain. Saat itu saya masih sangat muda. Itu menjadi musim perdana saya," kenang Slabber, dikutip Planet Football.

Pada 16 Maret 2003, momen yang dinanti Slabber tiba. Setelah menunggu sangat lama, kesempatan menjalani pertandingan dengan logo ayam jantan di dada tiba. Saat itu, Tottenham melawan Liverpool di Liga Premier. Mereka menyerah 2-3 setelah sempat tertinggal 1-3.

Slabber masuk lapangan pada menit 79. Dia menggantikan Gary Doherty. Slabber tampil sangat bagus dengan mengkreasi gol kedua Spurs lewat Sheringham, 4 menit sebelum bubaran. Meski akhirnya kalah, Slabber dan pendukung Tottenham tidak pernah bisa melupakan hari itu.

"Saat itu memang ada beberapa pemain inti yang cedera. Beberapa lainnya menjalani sanksi. Tiba-tiba Glen Hoddle (pelatih Spurs) datang dan mengatakan akan memberi saya kesempatan bermain 10 menit terakhir. Jelas, itu mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan," ujar Slabber.

Sayang, keinginan Slabber untuk membela Tottenham hingga pensiun tidak bisa terealisasi. Dia memang dipertahankan manajemen hingga 2005, meski harus dipinjamkan AB Copenhagen dan Swindon Town. Dia harus terbuang ke Aldershot Town dan Grays Athletic. Setelah itu, para petinggi Spurs memutuskan tidak mengajukan perpanjangan kontrak.

"Itu (versus Liverpool) satu-satunya kesempatan saya terlibat dalam permainan Tottenham. Tapi, itu pengalaman bermain yang brilian melawan Liverpool. Dua tahun kemudian, delapan (orang) dari tim itu memenangi Liga Champions melawan AC Milan. Sayangnya saya masih muda saat itu dan tidak pernah lagi mendapat kesempatan kedua," ungkap Slabber.

Keputusan itu benar-benar memukul Slabber. Pasalnya, dia harus puas bermain di klub-klub divisi bawah kompetisi Inggris. Sebut saja Oxford United, Stevenage Borough, Havant and Waterlooville, Woking, Eastleigh, Chelmsford City, Sutton United, Bromley, Farnborough, Hemel Hempstead Town, Welling United, hingga Bishop's Stortford.

"Di sepakbola anda harus selalu bersaing dengan pemain-pemain muda yang akan datang setiap tahun untuk merebut posisi anda. Tapi, saya tidak pernah menyesal karena tidak mampu mempertahankan posisi saya di Tottenham. Ada banyak hal yang saya dapat di tempat itu," tambah Slabber.

Saat muda, Slabber sebenarnya menjadi pemain yang diandalkan The Young Lions. Dia tercatat sebagai anggota Inggris U-15, U-16, U-17, U-18, hingga U-19. Catatan membanggakan itu dia dapatkan karena performa yang bagus bersama tim junior Tottenham.

Dia bergabung dengan akademi Spurs di usia 11 tahun. Slabber adalah pendukung Tottenham sejak bayi. Pasalnya, tempat kelahiran sekaligus tempat tinggalnya di Enfield tidak jauh dari markas latihan. Di tempat yang disebut sebagai Hotspur Way itulah Slabber menghabiskan waktu kanak-kanaknya dengan menyaksikan para pemain Tottenham berlatih.

"Jamie telah berada di Tottenham sejak berusia 11 tahun dan menjadi pencetak gol terbanyak setiap tahun di akademi dan level tim cadangan mereka. Jika anda melakukannya, anda pasti punya bakat," kata pelatih Slabber saat dipinjamkan ke Aldershot Town, Terry Brown.

"Dia memiliki kaki yang hebat, sentuhan yang hebat, dan sangat sadar mampu menciptakan sebanyak mungkin peluang untuk rekan-rekannya. Dengan apa yang dia miliki, seharusnya klub (Tottenham) memperlakukan dirinya dengan lebih baik setelah naik ke level senior," pungkas Brown.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network