9 Pembelian Gagal Liga Premier, Didominasi Manchester United

"Meskipun dibeli dengan harga mahal, beberapa nama besar ini gagal menunjukkan performa terbaik."

Feature | 17 October 2020, 01:00
9 Pembelian Gagal Liga Premier, Didominasi Manchester United

Libero.id - Tidak selamanya transfer pemain sesuai dengan keinginan. Pada suatu ketika pemain berhasil tampil senilai dengan uang yang dirogoh dari kocek klub.

Tetapi, pada situasi lain pemain gagal beradaptasi dengan bagus. Pada akhirnya dia akan dilepas kembali atau dipinjamkan.

Pada sepakbola modern, kini sudah makin dikenal pola yang mengadopsi Moneyball, yaitu mencari bakat sesuai dengan data statistik. Tujuannya agar pembelian pemain tidak sia-sia.

Berikut ini daftar pembelian gagal Liga Premier dirangkum dari berbagai sumber.


1. Gerard Pique (Manchester United)

Libero.id

Kredit: manutd.com

Dia baru berusia 21 tahun saat meninggalkan Manchester United, menyebut Pique gagal mungkin sedikit kurang adil, tetapi Sir Alex Ferguson telah melihat cukup banyak bek selain Pique yang lebih layak, apalagi menyusul kekalahan dari Bolton pada 2007.

Bergabung kembali dengan klub masa kecilnya Barcelona, Pique telah memenangkan hampir semua gelar yang tersedia baik di level klub maupun negara.

2. Jerome Boateng (Manchester City)

Libero.id

Kredit: mancity.com

Pada musim panas 2011, City mengizinkan Boateng bergabung dengan Bayern Muenchen dengan bayaran sebesar £ 15 juta setelah hanya satu musim dengan 24 penampilan di Inggris.

City kemudian menghabiskan banyak uang untuk Eliaquim Mangala yang pada akhirnya gagal total di Etihad, sementara Boateng membangun reputasi sebagai salah satu bek terbaik di dunia sepakbola.

3. Memphis Depay (Manchester United)

Libero.id

Kredit: twitter.com/manutd

Banyak yang diharapkan ketika Memphis menandatangani kontrak dengan Manchester United pada 2015 mengingat reputasinya yang luar biasa kala masih bermain di PSV, tapi sebenarnya kegagalan Depay di musim pertamanya telah diisyaratkan oleh pelatih United saat itu, Louis Van Gaal.

"Rencananya adalah membantunya berkembang sebagai pemain, tapi kita semua harus bersabar," kata Van Gaal dalam catatan program United tak lama setelah penandatanganan diumumkan.

“Liga Premier sangat berbeda dari liga lain dan akan membutuhkan waktu baginya untuk sepenuhnya beradaptasi dengan kecepatan dan sifat sepakbola yang tidak kenal ampun di negara ini.”

Namun, Van Gaal akhirnya dipecat dan digantikan oleh Jose Mourinho pada akhir musim itu, dan pada Januari 2017 Memphis dijual ke Lyon karena kurangnya jam terbang dari manajer baru.

Delapan belas bulan kemudian, Memphis telah membangun kembali reputasinya sedemikian rupa sehingga Mourinho mengisyaratkan United dapat menggunakan klausul pembelian kembali mereka untuk membawanya kembali ke Old Trafford, namun hingga kini tak ada langkah konkret dari Setan Merah.

4. Diego Forlan (Manchester United)

Libero.id

Kredit: manutd.com

Diego Forlan datang ke Manchester United dengan Reputasinya yang sangat luar biasa, namun selama di Premier League ia hanya mencetak 10 gol dari 63 laga, jumlah yang sangat sedikit untuk ukuran penyerang sekaliber Forlan.

Namun pemain Uruguay itu membuktikan kelasnya di tempat lain misalnya dengan berbagi Sepatu Emas Eropa dengan Thierry Henry pada 2005 saat di Villarreal, memenangkan Liga Europa dan Piala Super UEFA di Atletico Madrid, dan dinobatkan sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2010.

5. Paulinho (Tottenham)

Libero.id

Kredit: twitter.com/spursofficial

Banyak alis terangkat ketika Barcelona mengumumkan penandatanganan € 40 juta dari mantan gelandang Tottenham, Paulinho dari Guangzhou Evergrande pada 2016.

Paulinho tiba di White Hart Lane pada 2013 dengan reputasi yang mengesankan, tetapi gagal memenuhi ekspektasi dan akhirnya dijual dua tahun kemudian.

Namun, pemain Brasil itu tampil mengesankan di Tiongkok, mencetak hat-trick untuk Brasil kala melawan Uruguay pada 2017, dan menjadi pemain reguler selama musim pertamanya bersama Barcelona.

Dia bahkan dipuji oleh Ronaldinho: "Semua orang di Brasil sudah tahu [apa yang bisa dia lakukan] karena pekerjaan luar biasa yang dia lakukan di Corinthians. Dia sangat menonjol. Semua orang tahu tentang kualitasnya, dan dia menunjukkannya sekali lagi."

Paulinho kemudian kembali ke China setelah hanya setahun di Barca.

6. Juan Cuadrado (Chelsea)

Libero.id

Kredit: twitter.com/chelseafc

Pembelian Juan Cuadrado oleh Chelsea pada tahun 2015 membuat banyak orang menggaruk-garuk kepala, dengan pertanyaan yang muncul, apakah dia jenis pemain yang dapat berkembang di bawah Mourinho?

Keraguan itu terbukti benar, tetapi ada kejutan bahwa Cuadrado tidak pernah diberi kesempatan di bawah Antonio Conte, pelatih Chelsea berikutnya.

Cuadrado kemudian memenangkan banyak gelar bersama Juventus seperti trofi Liga Italia, Copa Italia, dan membantu Juve mencapai final Liga Champions pada 2017.

7. Angel Di Maria (Manchester United)

Libero.id

Kredit: twitter.com/manutd

Penandatanganan Angel Di Maria dari Real Madrid pada tahun 2014 dengan biaya mencapai 60 juta pounds terlihat menjanjikan di awal musim, namun seiring berjalannya waktu harga tersebut terasa sangat mahal untuk seorang pemain yang tampil inkonsisten dan kerap dibekap cedera.

Hanya satu musim di Old Trafford, Di Maria kemudian memutuskan hengkang menuju PSG demi kembali membangun reputasinya sebagai salah satu gelandang kelas dunia.

8. Florian Thauvin (Newcastle)

Libero.id

Kredit: nufc.co.uk

Newcastle membayar 13 juta pounds untuk menandatangani Florian Thauvin dari Marseille pada 2015, tetapi dia hanya bertahan setengah musim di St James 'Park.

Dia kemudian menghabiskan seluruh musim 2016-17 dengan status pinjaman di Olympique Marseille sebelum akhirnya menjadi permanen.

Performanya bersama Marseille ternyata sangat meledak dan tentunya itu pasti menyakiti hati para penggemar Newcastle yang melihatnya mencetak 26 gol pada 2017-18.

Akhirnya ia dipanggil ke timnas Prancis saat juara Piala Dunia 2018 kendati hanya tampil dalam satu pertandingan dengan rincian satu menit.

9. Anthony Modeste (Blackburn)

Tidak ada yang banyak terjadi dengan masa peminjaman Anthony Modeste di Blackburn selain fakta bahwa dirinya tidak menghasilkan satu biji gol pun, ditambah lagi sebuah kartu merah, dan pada akhirnya Blackburn terdegradasi di akhir musim.

Namun setelah itu ia bermain bersama Koeln dengan mencetak 45 gol dalam 2 musim dan akhirnya setelah itu ia memutuskan untuk pendah ke Liga China demi mendapatkan lebih banyak uang.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network